JAKARTA - Untuk mengefektifkan kerja penanggulangan Covid-19 pemerintah perlu menerapkan kebijakan berbasis ilmiah atau riset (scientific based policy) bukan berbasis coba-coba (trial and error), kata Mulyanto.

Anggota Komisi VII DPR RI itu, menanggapi pernyataan Menko Marinves, Luhut Panjaitan dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin yang mengaku baru menyadari pentingnya tracing dalam penanggulanan pandemi Covid-19.

Menurut Mulyanto, pemerintah telat menyadari dan memahami pentingnya ilmu pengetahuan dalam mengatasi krisis. Akibatnya banyak korban jiwa yang tidak tertolong.

"Padahal para ahli pandemi jauh-jauh hari sudah banyak yang menyampaikan pentingnya 3-T (testing, tracing dan treatment) ini. Termasuk pentingnya karantina wilayah. Pemerintah saja yang tidak aspiratif," kata Mulyanto dikutip GoNEWS.co dari rilisnya, Minggu (1/8/2021).

Pemerintah harus terbuka dengan panel ahli, yang sangat banyak jumlahnya di Indonesia. Beri ruang dan dengarkan suara mereka. Ini akan mendayagunakan potensi nasional yang ada sekaligus mengurangi 'kebisingan' dalam pengelolaan negara," ujar Mulyanto.

Tracing adalah adalah testing yang terstruktur mengikuti titik-titik kasus positif, sehingga benar-benar dapat melacak penyebaran kasus Covid-19 dari suatu kasus. WHO menyarakan tracing ini dialakukan sebanyak 20-30 testing untuk setiap kasus positif terkonfirmasi.

"Terkait dengan hal tersebut, dibandingkan dengan Negara-negara tetangga, tracing yang kita lakukan masih sangat lemah. Karena itu wajib untuk ditingkatkan," tegas Mulyanto.

Laporan Our World in Data per 30 Juli 2021 menyebutkan, jumlah tracing per satu kasus positif di Indonesia sebesar 3,8. Masih jauh di bawah saran WHO yang 20-30 testing per satu kasus positif.

Di Malaysia, kata dia, angka tracing ini sebesar 10,1. Angka tracing di Vietnam sebesar 21,1. Sementara di Singapura, angka tracing sebesar 943,8 pengujian per satu kasus positif.

Sebelumnya Menko Luhut Pandjaitan mengaku dirinya makin mengerti bahwa tracing itu penting. Bahkan menurutnya merupakan teknik kunci.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Jumat (30/7/2021) juga mengakui, bahwa 3T dalam penanganan pandemi Covid-19 masih lebih rendah dibandingkan negara lain. Budi menyebut 3T merupakan salah satu strategi paling dasar dan penting untuk mengatasi pandemi selain vaksinasi Covid-19.***