SELATPANJANG - Awal tahun 2017 seorang anak bawah lima tahun (Balita) asal Tanjungsamak Kecamatan Rangsang, Kepulauan Meranti, Riau, AF (4,6) meninggal dunia di Kota Batam Kepulauan Riau saat liburan. Anak dari pasangan Budi A dan Rubi D ini menderita demam berdarah dengue (DBD).

Budi, ketika dikonfirmasi, Jumat (6/1/2016) menceritakan perihal kematian anak semata wayangnya itu.

Kata Budi, Ia bersama istri dan anak perempuannya berangkat ke Batam pada, Senin (26/12/2016). Budi berlibur sambil menikmati malam pergantian tahun di Kota Batam.

Diceritakan Budi, sebelum berangkat ke Batam, anak perempuannya pernah mengalami demam dan panas badannya sangat tinggi. Melihat kondisi anaknya seperti ini, Budi membeli obat di Tanjungsamak.

"Setelah itu agak mendingan. Tapi kita tidak tahu dia sakit apa, karena di sini tak bisa cek darah," kata Budi.

Meski sudah agak mendingan, namun AF masih batul pilek sertai muntah-muntah. Budi pun kembali membeli obat untuk anak perempuan semata wayangnya itu.

Melihat kondisi balita berambut keriting itu sudah membaik, Budi berangkat ke Batam bersama anak dan istrinya.

Sesampainya di Batam, Budi sekeluarga sempat mengunjungi beberapa tempat rekreasi, sambil menghabiskan masa liburan.

Lalu, pada malam pergantian tahun 2016 ke 2017, Budi mengaku anaknya merasa pusing dan badannya panas. Budi pun langsung membeli obat pada tanggal 1 Januari 2017 di salah satu klinik di Batam.

Waktu itu, pihak klinik mengatakan bahwa anak perempuannya itu terkena sakit campak. Setelah minum obat tidak terlihat ada perubahan yang lebih baik pada anaknya. Lalu, Budi kembali membawa anaknya bawak klinik. Oleh pihak klinik, dianjur kan untuk dibawa ke Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB).

"2 hari 2 malam kami di RSOB, kondisi anak kami malah makin memburuk," cerita Budi.

Budi pun terus berusaha demi kesembuhan anaknya. Budi membawa anak semata wayang tersebut ke Rumah Sakit Awal Bros Kota Batam. Baru sekitar setengah jam di RS Awal Bros Batam, Allah berkata lain.

Anak semata wayangnya itu meninggal dunia sekitar pukul 15.00 WIB.

"Kami sangat terpukul, anak semata wayang kami telah dipanggil sang pencipta," cerita Budi sambil menangis.

Setelah itu, Budi berusaha mencari Speedboat untuk membawa jenazah anaknya pulang ke Tanjungsamak, Kepulauan Meranti. Budi dan keluarganya tiba di Tanjungsamak pada Kamis malam. *** #Semua Berita Kep Meranti, Klik di Sini