PEKANBARU - Meningkatnya jumlah ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia dan Malaysia sebagai negara produsen utama terbukti mendongkrak kenaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tanah air.

"Disamping itu, rencana Malaysia untuk meningkatkan penggunaan CPO pada campuran biodisel nasional juga turut mendukung meningkatnya harga," kata Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, Tengku Neni Mega Ayu di Pekanbaru, Kamis (24/1/2019).

Selain itu, lanjut Neni, prediksi menurunnya produksi TBS akibat potensi El-Nino juga turut meningkatkan harga CPO. Seperti diketahui, kondisi El Nino akan menyebabkan cuaca di Asia Tenggara menjadi lebih dingin dan kering serta curah hujan yang berkurang, yang mana kurang cocok bagi tanaman tropis.

"Terbukti dua pekan ini harga TBS naik. Mulai dari nauik Rp76,06 hingga Rp31,06 per kilogramnya. Semoga pekan depan masih terjadi kenaikan," harapnya.

Ia menguraikan, bahwa harga TBS kelapa sawit periode 23 - 29 Januari 2019 mengalami kenaikan pada setiap kelompok umur kelapa sawit dengan jumlah kenaikan terbesar pada kelompok umur 10 - 20 tahun yang mengalami kenaikan harga sebesar Rp31,06/Kg atau mencapai 2,04 persen dari harga minggu lalu.

"Sehingga harga TBS periode saat ini menjadi Rp1.552,97/kg," ucapnya.

Adapun kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh naiknya harga jual CPO dan kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data. Untuk harga jual CPO, Sinar Mas Group mengalami kenaikan sebesar Rp190,58/Kg, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp8,85/Kg, dan Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp14,52/Kg dari harga minggu lalu.

Sedangkan untuk harga jual kernel, Sinar Mas Group mengalami kenaikan sebesar Rp184,18/Kg, dan Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp77,92/kg dari harga minggu lalu. ***