PEKANBARU - Aksi ambil untung yang dilakukan pelaku pasar membuat harga minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) kembali mengalami penurunan. Hal ini tentunya berimbas pada merosotnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Riau.

"Harga komoditas perkebunan ini kembali merosot, walaupun terdapat sentimen positif seperti kenaikan nilai ekspor Malaysia dan melemahnya nilai mata uang ringgit," kata Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, Tengku Neni Mega Ayu kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Jumat (2/3/2018).

Ia memaparkan, bahwa hal ini membuat harga CPO cukup fluktuatif. Selain itu, momentum Imlek yang sudah lewat membuat CPO sudah tidak menarik lagi.

"Mengingat, China telah terlebih dahulu mengambil langkah antisipasi mengamankan stok minyak sawit sebelum libur berlangsung. Ini juga mempengaruhi," ungkapnya.

Sebagai informasi, adapun penetapan harga TBS di Riau periode 28 Februari hingga 6 Maret 2018 sebagai berikut,: Kelapa sawit berumur 3 tahun sebesar Rp1.362,44, kelapa sawit berumur 4 tahun sebesar Rp1.520,65, kelapa sawit berumur 5 tahun sebesa Rp1.626,89, kelapa sawit berumur 6 tahun sebesar Rp1.675,44, dan kelapa sawit berumur 7 tahun sebesar Rp1.739,19.

Kemudian, kelapa sawit berumur 8 tahun sebesar Rp1.793,45, kelapa sawit berumur 9 tahun sebesar Rp1.851,48, kelapa sawit berumur 10 tahun-20 tahun sebesar Rp1.902,72, kelapa sawit berumur 21 tahun sebesar Rp1.857,54, kelapa sawit berumur 22 tahun sebesar Rp1.811,62, kelapa sawit berumur 23 tahun Rp1.766,44, kelapa sawit berumur 24 tahun Rp1.748,22, dan kelapa sawit berumur 25 tahun Rp1.675,34. ***