NEW DELHI -- Keganasan harimau telah menyebabkan sekitar 3.000 istri kehilangan suami di sebuah desa di Distrik 24 Pargana Selatan, India.

Dikutip dari Inews.id yang melansir The Sun, para suami di desa itu diserang harimau saat masuk ke dalam hutan untuk mencari ikan, kepiting, dan mengumpulkan madu.

Presiden organisasi Forum Dakshinbanga Matsyajibi (DMF), Pradip Chatterjee mengatakan, setidaknya ada 60 kematian akibat serangan harimau di daerah itu sejak April 2020. Jika ditotal dengan kasus kematian dari tahun-tahun sebelumnya, sudah ada sekitar 3.000 pria di desa itu yang dimangsa harimau.

''Mereka (para istri yang ditinggalkan) tidak berani meminta kompensasi kepada pemerintah karena takut dihukum, sebab suami mereka bekerja di lokasi ilegal. Mereka bahkan takut melaporkan kematian itu,'' ujar Chatterjee, dikutip The Sun, Rabu (24/2/2021).

Para kepala keluarga kembali ke desa tersebut setelah merantau ke kota-kota besar sebagai buruh. Bekerja di hutan tersebut, kata Chatterjee, dapat menghasilkan hingga 700 rupee (Rp135.000) per hari, tiga kali lipat lebih banyak dari upah bekerja di kota.

Namun, hutan di desa itu adalah area terlarang, tempat di mana banyak terdapat harimau benggala yang terancam punah. Lokasi tersebut terdiri atas hutan bakau, tempat yang menjadi habitat penting bagi kucing besar tersebut.

Dari 60.000 pekerja di hutan itu, hanya seperempat dari mereka yang memiliki izin untuk bekerja. Sejauh ini, hanya 21 kasus kematian akibat penyiksaan harimau yang dilaporkan ke pemerintah setempat, dan hanya 4 kasus yang memenuhi syarat untuk diberi kompensasi.

Seperti yang dialami Haridasi Mandal, suaminya yang bernama Haren (46) dibunuh harimau pada 2014. Saat ini, putra sulungnya terpaksa bekerja di lokasi yang sama dengan tempat Haren dibunuh, meski sang buah hati juga dihantui rasa takut kehilangan nyawa. 

Begitupun dengan Sulata Mandal (35). Suaminya, Sujit, tewas diserang harimau saat memancing pada April tahun lalu.***