RIYADH - Arab Saudi yang merupakan pendukung oposisi atau pemberontak Suriah, pada hari Sabtu menyerukan penghentian tragedi kemanusiaan di Aleppo yang mereka sebut sebagai pembantaian mengerikan. Saudi menilai pasukan loyalis Presiden Suriah Bashar al-Assad melakukan kejahatan perang selama merebut Aleppo dari oposisi.

Seruan dari Riyadh ini disampaikan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi melalui seorang pejabat yang dirilis kantor berita negara, SPA.”Ini adalah tragedi kemanusiaan terburuk dari awal abad ke-21 yang berlangsung di depan mata masyarakat internasional,” tulis SPA mengutip pejabat kementerian itu.”Pembantaian mengerikan yang dilakukan di Aleppo merupakan kejahatan perang terhadap kemanusiaan,” lanjut pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (18/12/2016).Sejak krisis Suriah pecah, wilayah Aleppo terbagi menjadi dua bagian yang masing-masing dikuasai pasukan rezim Presiden Assad dan pasukan oposisi. Namun, pasukan rezim Suriah yang dibantu sekutunya—Rusia dan Iran—mulai pertengahan November telah merebut sebagian besar wilayah Aleppo timur yang dikuasai pasukan oposisi, hanya dalam hitungan minggu. Operasi untuk mengevakuasi para pasukan oposisi dan warga sipil dari Aleppo timur sudah berlangsung dalam sejak Kamis lalu. Pejabat dari kedua belah pihak—oposisi dan rezim Suriah—menyatakan bahwa kesepakatan baru sedang dinegosiasikan untuk menyelesaikan evakuasi warga sipil dari Aleppo timur.Arab Saudi sebelumnya menuduh rival regionalnya, Iran, telah ikut campur dalam urusan internal di negara-negara lain, termasuk Suriah, untuk memperluas pengaruhnya di dunia Arab.Sementara itu, sumber di pemerintah Saudi mengatakan Riyadh telah melakukan kontak dengan negara-negara kekuatan regional dan internasional.”Menekankan pentingnya mengambil tindakan segera untuk menghentikan pembantaian di Aleppo,” kata sumber itu.