JAKARTA, GORIAU.COM - Meski sejumlah daerah di Sumatera khususnya Riau dilanda kebakaran hutan dan lahan, namun warga diminta bersabar. Pasalnya, titik api diperkirakan akan berkurang mulai 15 Februari 2014. Diperkirakan jumlah titik api itu akan berkurang karena potensi curah hujan meningkat

Peneliti Hidrologi dan Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Sutrisno Msc, mengatakan, bahwa titik api atau hotspot di Sumatera terpantau mulai meningkat sejak tanggal 10 Februari 2014 lalu pada sore hari. Jumlah hotspot pada hari itu adalah 187 titik, kemudian meningkat lagi pada 11 Februari 2014 sebanyak 458 titik .

'''Konsentrasi hotspot terbesar berada di wilayah Riau yang mencapai sekitar 50% dari total hotspot di Sumatera. Kondisi hotspot ini sudah mengganggu aktivitas masyarakat Riau, bahkan aktivitas penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru sudah mulai terganggu. Kondisi ini tentu saja juga akan sangat berdampak pada kesehatan masyarakat Riau dan sekitarnya,'' demikian tulis Sutrisno.

Peningkatan jumlah hotspot ini, imbuhnya, disebabkan karena di wilayah Sumatera bagian tengah sampai Aceh, terutama wilayah Riau sejak tanggal 14 Januari hinggal 11 Februari 2014 curah hujannya relatif kecil, bahkan bisa dibilang tidak ada hujan.

Berdasarkan Model Global Forcasting System (GFS), prediksi curah hujan di wilayah Riau sampai dengan tanggal 14 Februari potensi hujannya masih sangat kecil.

"Potensi curah hujan akan mulai meningkat pada tanggal 15 Februari 2014. Bersamaan dengan kejadian hujan itu, diperkirakan mulai tanggal 15 Februari atau 16 Februari jumlah hotspot akan berangsur-angsur berkurang secara signifikan," tandas dia. ***