AMBON, GORIAU.COM - Peserta konvensi Capres Partai Demokrat Dino Patti Djalal mengatakan Indonesia pernah diramalkan akan runtuh seperti Yugoslavia dan Uni Soviet. Yugoslavia dan Uni Soviet merupakan negara di Eropa yang karena krisis multi dimensi runtuh dan kemudian terpecah menjadi banyak negara negara kecil.

Menurut Dino, pandangan tersebut muncul pada tahun 2000-an oleh diplomat-diplomat barat yang memandang indonesia sebagai bangsa pesakitan.

''Profil Indonesia sedang terpuruk setelah reformasi bergulir. Antara 1998-2002, ada 4 presiden dalam 4 tahun. Ada krisis berdarah di Ambon, Poso, Aceh, Timor Timur dan lain lain. Ekonomi kita juga sempat terpuruk 13 persen,'' tutur Dino pada acara kuliah umum yang berjudul "Nasionalisme Unggul" di kampus Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) di Ambon, Senin (10/3/2014).

Dijelaskan Dino, sewaktu dirinya bekerja di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington AS pada tahun 2000 an, sangat sulit bagi dirinya untuk membentuk profil Indonesia yang positif di dunia internasional.

''Saat itu banyak yang meramalkan bahwa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk akan hancur berkeping keping seperti Yugoslavia dan Uni Soviet,'' tutur mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ini.

Namun sekarang, jelas Dino, kita boleh berbangga hati karena profil Indonesia di mata dunia internasional sudah jauh membaik.

Saat ini ekonomi Indonesia tumbuh menjadi ekonomi 1 triliun dollar. Ekonomi Indonesia disebut Dino juga tumbuh melampaui ekonomi Belanda.

Profil Indonesia yang membaik, menurut Dino, dapat dilihat dari rasio utang dan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nya.

Dino membandingkan rasio utang dan PDB Indonesia dengan AS di mana pada tahun 2000 rasio utang AS 20 persen dari PDBnya dan utang Indonesia hampir 100 persen dari PDBnya.

''Sekarang justeru sebaliknya, rasio utang AS 100 persen dari PDBnya dan rasio utang Indonesia 20 persen dari PDB kita,'' katanya.

Dengan demikian, kata Dino, pencapaian itu telah menciptakan profil Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar yang sukses di dunia dan ekonomi yang mapan.

Namun, menurutnya, tantangan generasi 2014 adalah bagaimana mendongkrak capaian tersebut ke level berikutnya agar Indonesia dapat tampil sebagai bangsa yang unggul di Asia.

Bangsa yang unggul disebut Dino adalah bangsa yang prestasinya lebih besar dari potensinya.

Untuk membentuk bangsa yang unggul dikatakan Dino perlu ditanamkan sifat sifat pantang menyerah, terbuka pada ide ide baru, progresif dan inovatif. (rls)