PEKANBARU - Pengetahuan tentang gejala awal terserang kanker serviks sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya peningkatan ke stadium lebih tinggi.

Kanker serviks yang umumnya disebabkan human papillomavirus (HPV), tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Penularannya terjadi melalui hubungan seksual, baik itu bersanggama atau penetrasi maupun seks oral. 

Dikutip dari Liputan6.com, kanker serviks termasuk ke dalam penyakit yang perkembangannya lambat dan memiliki beberapa tahap perkembangan. Pada kanker serviks stadium awal mirip dengan gangguan kesehatan reproduksi atau masalah kewanitaan lain.

Menurut data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2018, kanker serviks menempati urutan kedua kanker yang paling sering menyerang wanita di Indonesia setelah kanker payudara. Untuk meningkatkan kewaspadaan pada penyakit ini, perlu mengenali gejala kanker serviks stadium awal.

Dikutip dari Liputan6.com yang merangkum dari berbagai sumber, kanker serviks stadium awal artinya penyakit kanker masih berkembang di leher rahim atau serviks, dan belum menyebar ke jaringan serta organ lain. Pada stadium awal ini, pertumbuhan sel kanker masih relatif kecil. Ukurannya bisa kurang dari tiga milimeter dan baru terlihat ketika diperiksa di bawah mikroskop atau kolposkop. Atau, ukuran sel kanker di serviks kurang dari empat Centimeter, tapi pertumbuhan kanker hanya di seputar leher rahim.

Terkadang gejala kanker serviks stadium awal mirip dengan gangguan kesehatan reproduksi atau masalah kewanitaan lain.

Gejala kanker serviks stadium awal di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Pendarahan di luar jadwal haid atau setelah menopause.

2. Keputihan dengan tekstur kental, baunya tak sedap, atau disertai flek.

3. Haid yang sangat sakit atau berlangsung lebih lama dibandingkan biasanya.

4. Vagina sakit saat berhubungan seks.

5. Vagina berdarah selama pemeriksaan panggul.

6. Sakit punggung bagian bawah atau dekat panggul

7. Kencing terasa sakit

8. Sering kencing atau ingin berkemih terus-menerus

9. Kaki bengkak

Mengingat ada beberapa gejala kanker serviks stadium awal yang mirip penyakit lain seperti infeksi vagina atau masalah reproduksi lainnya, ada baiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter apabila mendapati gejala kanker serviks stadium awal di atas.

Penyebab Kanker Serviks

Menurut WHO, hampir semua kasus kanker serviks (99%) terkait dengan infeksi human papillomavirus (HPV). Virus ini sangat umum ditularkan melalui kontak seksual. Dua jenis human papillomavirus (HPV) (16 dan 18) bertanggung jawab atas hampir 50% pra-kanker serviks tingkat tinggi.

HPV adalah infeksi virus yang paling umum pada saluran reproduksi. Kebanyakan perempuan dan pria yang aktif secara seksual akan terinfeksi di beberapa titik dalam hidup mereka, dan beberapa mungkin berulang kali terinfeksi. Lebih dari 90% dari populasi yang terinfeksi akhirnya sembuh dari infeksi.

Meskipun begitu, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker serviks, seperti kebiasaan merokok, sering berganti pasangan hubungan intim, dan memiliki imun tubuh yang rendah.

Untuk itu, jangan lupa selalu meningkatkan imun tubuh agar kondisi kesehatan selalu dalam keadaan optimal. Kamu bisa meningkatkan imun tubuh dengan mengonsumsi berbagai makanan sehat agar kebutuhan nutrisi dan gizi terpenuhi dengan baik.

Cara Mencegah Kanker Serviks Stadium Awal

Untuk mengurangi risiko terkena kanker serviks, ada beberapa hal yang bisa diupayakan, yakni:

1. Melakukan skrining serviks atau pap smear

Melakukan pemeriksaan panggul dan pap smear ke dokter secara berkala adalah salah satu cara yang direkomendasikan untuk mendeteksi dini kanker serviks. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui apakah terdapat kelainan pada sel-sel leher rahim.

Pemeriksaan pap smear dianjurkan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita berusia 21–29  tahun, dan setiap 3–5 tahun pada wanita berusia 30–65 tahun. Jika hasil pemeriksaan mengarah pada kemungkinan kanker serviks, dokter akan memastikannya dengan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu kolposkopi dan biopsi.

2. Menjauhi perilaku seks berisiko

Untuk mengurangi risiko terkena kanker serviks, penting untuk mempraktikkan seks aman. Caranya adalah dengan tidak bergonta-ganti pasangan dan menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Jika ingin melakukan hubungan seksual tanpa kondom, pastikan pasangan Anda tidak memiliki penyakit menular seksual.

3. Melakukan vaksin HPV

Vaksin HPV melindungi perempuan dari jenis HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks, vagina, dan vulva. Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) menyarankan bahwa, selain skrining, mendapatkan vaksin HPV adalah hal terpenting yang dapat dilakukan seseorang untuk mencegah kanker serviks.

Vaksinasi HPV direkomendasikan untuk praremaja berusia 11 hingga 12 tahun, tetapi dapat diberikan mulai usia 9 tahun. Vaksin HPV juga dianjurkan untuk semua orang hingga usia 26 tahun, jika mereka belum divaksinasi.

Vaksinasi HPV tidak dianjurkan untuk semua orang yang berusia lebih dari 26 tahun. Namun, beberapa orang dewasa berusia 27 hingga 45 tahun yang belum divaksinasi dapat memutuskan untuk mendapatkan vaksin HPV setelah berbicara dengan dokter mereka tentang risiko infeksi HPV baru dan kemungkinan manfaat vaksinasi. Vaksinasi HPV pada rentang usia ini memberikan manfaat yang lebih kecil, karena lebih banyak orang telah terpapar HPV.

4. Menghentikan kebiasaan merokok

Merokok atau sering menghirup asap rokok (perokok pasif) dapat membuat wanita lebih rentan terkena kanker serviks. Oleh karena itu, segera hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok.***