JAKARTA - Dua punggawa Golkar yang selama ini sudah dianggap senior di partai belambang beringin, tiba-tiba hengkang. Keduanya adalah Priyo Budi Santoso dan Syahrul Yasin Limpo.

Keduanya hengkang dan berpindah ke partai yang berbeda, Syahrul Yasin Limpo yang saat ini menjabat Gubernur Sulawesi Selatan bergabung ke Partai NasDem.

Syahrul yang pernah menjabat ketua DPD Golkar Sulsel tesebut mengaku tertarik dengan NasDem, salah satunya karena partai besutan Surya Paloh itu tidak menetapkan mahar kepada siapa pun yang ingin menjadi kepala daerah maupun anggota DPR dan DPRD.

"Saya hari ini menyatakan diri dengan tidak mempedulikan posisi dan jabatan apa nantinya. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya menyatakan bergabung dengan Partai NasDem," ujar Syahrul dalam acara Konsolisasi Partai NasDem Sulut di Hotel Sutanraja, Minahasa Utara, Sulut, Rabu (21/3/2018), sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Partai NasDem.

"Insyaallah saya tidak akan membuat ketum malu. Saya akan mengabdi bagi nusa dan bangsa," kata dia.

Syahrul mengatakan, dirinya bulat untuk bergabung ke NasDem karena menyadari bahwa NasDem memiliki kesungguhan sebagai sebuah partai yang dapat memberikan harapan besar bagi kemajuan bangsa dan negara.

Selain Syahrul, Bupati Minahasa Utara, Vonnie Anneke Panambunan yang juga Ketua Partai Gerindra Provinsi Sulut menyatakan mundur dari partainya dan bergabung dengan NasDem.

"Saya adalah Ketua Gerindra, enggak usah saya bicara lama-lama, saya menyatakan diri sekarang ini bukan karena paksaan. Saya sadar dan saya sekarang ikut partai Bapak," kata dia.

"Saya sudah kenal 9 bulan dengan Pak Surya Paloh. Saya, Pak Ketum, saya mau masuk NasDem sekarang. Tapi saya juga berterima kasih pada Partai Gerindra, saya menyerahkan jabatan saya hari ini," kata dia.

Sementara itu, Priyo Budi Santoso juga hengkang dari Golkar dan akan menjadi Sekretaris Jenderal Partai Berkarya yang kini dipimpin oleh putra Presiden ke-2 RI Soeharto, Hutomo Mandala Putra (Tommy Suharto).

Selama ini, Priyo Budi Santoso dikenal sebagai politikus Partai Golongan Karya (Golkar).

"Dapat kami informasikan calon sekjen kami yang baru itu Pak Priyo Budi Santoso," kata Ketua DPP Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang saat hadir sebagai penanggap hasil survei Charta Politika Indonesia tentang elektabilitas cagub dan cawagub Jawa Timur di Jakarta, Rabu (21/3).

Pernyataan Badar itu menjawab pertanyaan kontribusi Partai Berkarya dalam mendukung pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak pada Pilgub Jatim.

Awalnya, Badar mengemukakan, Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Suharto telah menginstruksikan seluruh kader di Jawa Timur untuk mendukung Khofifah-Emil.

Kemudian, dia membeberkan dalam waktu dekat Priyo akan menjadi Sekjen Berkarya. Kehadiran Priyo yang berasal dari Jawa Timur, menurut dia, akan menambah nyata dukungan Partai Berkarya bagi pasangan Khofifah-Emil.

Belum diketahui pasti terkait kebenaran informasi serta alasan Priyo mundur dari Golkar dan menjadi Sekjen Partai Berkarya. Saat ditanya lebih jauh soal posisi Priyo sebagai Sekjen Partai Berkarya, Badar mengungkapkan bahwa kepindahan Priyo dari Golkar ke Partai Berkarya atas ajakan Tommy Suharto.

Badar menekankan, Priyo memiliki hak untuk menyalurkan hak politiknya. Meskipun telah sarat pengalaman di Golkar, Partai Berkarya dapat menjadi kendaraan politik untuk memperjuangkan visi-misi bagi bangsa.

Terlebih, dia mengatakan, Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Suharto juga merupakan mantan kader Golkar yang kerap menjalin komunikasi dengan Priyo. Badar mengatakan, partainya membutuhkan kader profesional dan berpengalaman untuk memenangi Pemilu 2019.

Sementara, saat ditanya apakah Partai Berkarya akan turut mengajak Titiek Suharto bergabung, Badar menampik. "Mbak Titiek kan sudah happy di Golkar. Mungkin kami mengajak Mbak Tutut," ungkap Badar.

Secara terpisah, Wasekjen Golkar Sarmuji mengatakan, sampai saat ini belum ada surat atau pernyataan resmi dari Priyo tentang pengunduran dirinya dari Golkar.

Namun, Sarmuji mengatakan, jika benar Priyo akan menjadi Sekjen Berkarya, hal itu menandakan kader Golkar banyak yang memiliki kemampuan sehingga dilirik partai lain.

"Tidak apa, bagus. Kalau Pak Priyo jadi Sekjen Berkarya, itu menandakan kalau memang kader Golkar banyak yang bagus sehingga dilirik partai lain," ujar Sarmuji.

Sarmuji menekankan, Partai Golkar selalu merawat kader dengan baik. Namun, jika ada kader yang berpindah partai karena merasa ada peluang lebih baik maka Partai Golkar tidak dapat menahannya.

"Yang bisa kami lakukan adalah membentengi partai supaya seandainya ada yang pindah partai, Golkar tetap bertahan dan malah semakin lama semakin besar," kata Sarmuji.***