SELATPANJANG - Pandemi virus Corona atau Covid-19 sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat, tak terkecuali imbasnya kepada petani kopi Liberika Meranti.

Seperti diakui salah sorang petani sekaligus pengusaha Kopi Liberika Meranti, Nyoto bahwa di tengah pandemi Covid-19 pemasaran kopi mengalami penurunan.

"Kalau di tengah pandemi Covid-19 ini harga pemasaran kopi menurun mulai 23 Maret lalu. Saat ini cendrung menurun, kalau pasaran lokal seperti di Kepulauan, di Pekanbaru masih ada yang pesan tapi setidak selancar sebelum Covid-19," ujarnya.

Nyoto juga menjelaskan bahwa untuk produksi kopi Liberika dalam satu tahun ada dua musim, jadi dalam satu tahun itu sekitar 2 ton glimbing (kopi belum diolah) bisa produksi.

"Satu tahun dua kali panen, kalau kemarin Mei sampai Agustus dan Agustus itu terakhir habis musim panen, dan ini kita akan panen lagi di bulan 12 sampai bulan 3 InsyaAllah. Tapi tergantung cuaca, jadi panen bisa jadi akan mundur atau bisa maju, dan itu ancang-ancang yang biasa tahun lalu kita lalui," ungkapnya.

Untuk lahan, kata Nyoto, khusus di Desa Kebaburapat, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti lahan dari dinas pertanian yang tercatat di tahun 2015 ada 1170 hektare.

"Tapi kalau tahun sekarang mungkin lebih, karena kita diperkembangkan dinas perkebunan dan tiap tahun ada penanaman baru," ujarnya lagi.

Sementara untuk pengunjung yang datang ke tempat pengolahan kopi tersebut dianjurkan untuk menerapkan protokol kesehatan terutama penggunaan masker.

"Untuk pengunjung yang datang dianjurkan untuk memakai masker, karena kita sekarang di tengah pandemi Covid-19, jadi tamu yang kesini harus pakai maskerlah," pungkasnya.***