PEKANBARU - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) mulai habis kesabaran dalam menunggu itikad baik Pertamina untuk duduk bersama membahas keinginan masyarakat adat yang ingin ikut mengelola Blok Rokan.

Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Syahril Abubakar mengatakan, bahwa selama ini pihaknya sudah menempuh berbagai cara yang santun untuk bisa bertemu dengan Pertamina, mulai dari berkirim surat hingga meminta difasilitasi oleh Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR RI.

Sayangnya sampai saat ini, Pertamina belum juga membuka komunikasi dengan LAMR. Akibatnya, kata Syahril, masyarakat Riau yang tergabung dalam LAMR kecewa karena merasa seperti disepelekan.

"Sebenarnya dinamis saja, kita bisa ketemu di Kilang Pertamina Dumai. Kalau nggak bisa berunding di meja, kita siap ketemu di tengah jalan," tegas Syahril saat menggelar konferensi pers di Balai Adat LAMR, Jalan Diponegoro Pekanbaru, Minggu (8/9/2019).

Saat ini, lanjut Syahril, pihaknya pun semakin bertanya-tanya mengapa Pertamina tak lekas merespon keinginan LAMR untuk bertemu membicarakan business to business (B2B) Blok Rokan tersebut.

"Tuan Presiden sendiri sudah menyatakan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi daerah untuk ikut mengelola Blok Rokan sesuai kemampuannya. Lalu, mengapa sampai saat ini, Pertamina belum pernah mau bertemu dengan kami? Kami sudah masukan surat, ketemu presiden, wamen, dan lain-lain. Harus dengan siapa lagi kami bicara supaya Pertamina mau menemui kami?" tutupnya. ***