AMERIKA SERIKAT – Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat melirik penggunaan plasma darah dari pasien virus Corona/Covid-19 yang pulih sebagai pengobatan terhadap penyakit yang telah menewaskan lebih dari 176.000 orang di AS sejak pandemi berlangsung.

"Produk ini mungkin efektif dalam mengobati Covid-19, dan manfaat yang diketahui dan potensial dari produk tersebut lebih besar daripada risiko yang diketahui dan potensial dari produk tersebut," kata FDA dalam sebuah pernyataan, dikutip dari france24.com, Senin (24/8/2020). 

Spesialis Paru di Lenox Hill Hospital, Kota New York, Len Horovitz mengatakan, plasma kemungkinan akan bekerja jauh lebih baik setelah seseorang terpapar virus, ketika tubuh mencoba menetralkan infeksi. Masalahnya adalah pasokan plasma terbatas, yang berarti akan sulit mendapatkan jumlah plasma yang cukup untuk mengobati semua orang. 

Presiden AS, Donald Trump mengatakan kepada wartawan bahwa terapi tersebut menunjukkan 'tingkat keberhasilan yang luar biasa' dan 'akan menyelamatkan banyak nyawa'.

The Washington Post menulis bahwa lebih dari 70.000 pasien virus di AS telah menerima transfusi semacam itu.

Di Indonesia, berdasarkan data pemerintah yang dipublikasikan laman covid19.go.id pada 23 Agustus 2020, total pasien Covid-19 yang sembuh mencapai 107.500 orang, sementara jumlah pasien terkonfirmasi positif tercatat sebanyak 153.535 orang.***