PEKANBARU - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, harga tiket pesawat domestik, khususnya dari Kota Pekanbaru ke sejumlah daerah di Indonesia, belum menunjukkan adanya penurunan.

Bahkan, harga tiket ini cenderung naik hingga mencapai Rp2 - 3 juta untuk kelas ekonomi. Tak heran, banyak calon pemudik yang biasanya menggunakan jasa penerbangan kini beralih menggunakan transportasi darat maupun laut.

Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Provinsi Riau, Dede Firmansyah mengatakan, bahwa tingginya harga tiket ini berdampak sangat luas.

Mahalnya harga tiket tidak hanya berdampak pada penjualan tiket pesawat di kalangan travel agen, namun juga mengakibatkan lesunya pariwisata lokal.

"Sejak Desember belum ada penurunan harga. Makanya jelang lebaran ini, ada penurunan jumlah pemudik pengguna jasa penerbangan," ungkap Dede, Sabtu (1/6/2019).

Tak hanya itu, lanjutnya, sejumlah travel agen sejak awal tahun ini banyak mengeluhkan pembatalan paket tour wisata, akibat tingginya harga tiket pesawat.

"Beberapa rekan di travel agen mengeluhkan paket - paket tour wisata, terutama tour ke Jawa, ataupun sebaliknya, sehingga terpaksa ada yang dibatalkan. Tapi ada juga yang mengalihkan tournya ke Singapura dan Malaysia, karena tiketnya jauh lebih murah," imbuhnya.

Dijelaskan Dede, kenaikan harga tiket dapat dimaklumi jika terjadi di musim liburan seperti akhir tahun. Namun, harga ini tentu akan kembali normal seiring dengan menurunnya permintaan.

"Misalnya seperti akhir tahun, itu memang mahal. Tetapi memasuki Januari dan Februari itu pasti turun biasanya, karena permintaan juga kurang. Makanya, saya heran, kok dari Januari sampai sekarang nggak turun-turun. Bahkan ada penerbangan yang katanya low cost carrier, tetapi harga bagasinya mahal," tukasnya.

Karena itu, dirinya menawarkan solusi kepada pemerintah agar membuka rute bagi maskapai Low Cost Carrier (LCC) lain.

"Buka saja rute atau izin kepada maskapai kompetitor seperti Air Asia. Maskapai ini sudah terbukti murah dan efisien. Ini salah satu solusi juga yang harus dipertimbangkan pemerintah. Saya yakin, kalau Air Asia dengan slogan maskapai LCC membuat maskapai lain mau tak mau menurunkan harga tiketnya," ucapnya.

Ditambahkannya, ia sudah pernah mendesak menteri pariwisata untuk melakukan upaya agar harga tiket pesawat kembali murah, sehingga sektor pariwisata juga kembali bergairah.

"Saya pernah sampaikan ini langsung ke menteri pariwisata, supaya dunia pariwisata kita tidak lesu," tutur pria yang gemar berkuda tersebut.