SELATPANJANG - Sudi (34) warga Lukun II Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kepulauan Meranti, diterkam buaya saat merakit tual sagu di Trio Mas Kabupaten Siak, Rabu (26/4/2017) pagi. Selamat dari terkaman hewan buas penghuni laut tersebut, Sudi mengalami luka parah di kedua kakinya.

Diceritakan Sudi ketika ditemui di RSUD Kepulauan Meranti, Rabu siang, kejadian itu berawal saat ia sedang merakit tual sagu di Trio Mas Siak. Rencananya, tual sagu itu akan dibawa ke bangsal milik Kastomi.

Kata Sudi, ia mulai turun ke air untuk merakit tual sagu pada Rabu pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Dua jam di air, Sudi menyelesaikan pekerjaanya.

Ketika ia hendak naik ke tual sagu pukul 09.00 WIB, Sudi merasa pergelangan kaki kirinya berat karena tertahan sesuatu. Ia tidak menduga itu adalah buaya, karena tidak ada sedikitpun rasa sakit.

Merasa penasaran, Sudi mengangkat kakinya. Bukan main terkejutnya bapak dua anak itu, ternyata kaki kirinya telah berada di dalam kedua rahang buaya.

Melihat buaya telah menggigit kakinya, Sudi langsung berusaha melepaskan diri. Sudi menyentak sekuat tenaga kaki dari dalam mulut binatang buas tersebut. Sentakan Sudi berhasil melepaskan kakinya dari mulut buaya.

Sudi pun bergegas ke tepi. Air setinggi dada membuat langkahnya tak begitu laju. Buaya tersebut rupanya terus menyerang. Kali ini lutut kanan Sudi menjadi incaran.

Setelah buaya berhasil menerkam lutut kanannya, Sudi mengaku diputar buaya sebanyak 3 kali. Selama itu pula, diakui Sudi, fikirannya sudah berkecamuk.

Antara pasrah akan kematian, Sudi tetap memberi perlawanan.

Tangan kanannya berhasil memegang tali tual sagu yang dirakit. Saat itulah Sudi berusaha naik ke atas tual sagu. Melawan sentakan dari buaya.

Buaya yang masih menggigit lutut kanan tersebut terus saja berusaha membanting tubuh Sudi. Saat buaya akan berputar, Sudi terus melawan. "Saya sempat pasrah akan kematian bang. Berteriak pun tak ada teman yang dengar," cerita Sudi.

Sambil melawan maut, Sudi terfikir bahwa kelemahan buaya ada pada matanya. Sambil memegang tali dengan tangan, Sudi mencoba menggapai kepala buaya untuk mencari mata (buaya itu) dengan tangan kiri.

Berhasil mendapatkan mata buaya, jari tangan kiri Sudi langsung meraba-raba dan menekan mata buaya. Usaha Sudi membuahkan hasil, buaya itu melepaskan gigitannya. "Terasa kaki saya dilepaskan, saya langsung naik ke atas tual," kata Sudi lagi.

Saat hendak naik ke atas tual sagu, buaya itu kembali menyambar kakinya. Tumit kaki kiri Sudi berhasil diterkam buaya, namun gigitan itu terlepas. Tumit Sudi pun hancur akibat sambaran buaya. "Setelah saya naik ke tual sagu, baru teman turun," cerita Sudi.

Tak lama kemudian, buaya yang menerkamnya menampakkan diri. Kata Sudi, panjang buaya tersebut sekitar 3 meter lebih. "Memang besar buayanya," aku Sudi.

Melihat Sudi terluka parah, temannya langsung membawa pulang ke Selatpanjang. Sudi pun dibawa ke RSUD Jalan Dorak Selatpanjang untuk mendapat perawatan.

Sebelum masuk ruang perawatan, Sudi menjalani operasi. Luka di kedua kakinya dijahit lebih dari 30 jahitan. Hingga Rabu sore, Sudi masih menjalani perawatan di RSUD. Keluarganya pun mulai berdatangan. ***