PEKANBARU - Setelah merilis lagu dan video klipnya bersama Bujang Dara Pekanbaru yang berjudul Perempuan bulan, musisi Pekanbaru Farid Jhonatan kembali menunjukkan bakatnya di bidang musik dengan merilis karya video klip dari lagunya yang berjudul Rimbang Lagos 136.

Lagu Pop dengan campuran instrumen musik Melayu ini dapat didengar dan dinikmati pada channel youtube WWF-Indonesia dengan judul Harimau Sumatera Kebanggaan Indonesia.

Farid yang juga juara 1 Bujang Pekanbaru 2019-2020 kepada GoRiau.com menceritakan ide awal ia menciptakan lagu ini yang bermula pada saat mendapat kesempatan berliterasi dengan anak-anak di kawasan penyangga Rimbang Baling.

''Dari lagu ini, saya ingin orang luar lebih mengenal dengan kawasan Rimbang Baling tersebut. Mungkin orang tahu dari berita, tapi melalui karya, orang bisa mendapat informasi sambil menikmati,'' jelasnya, Jumat, (20/3/2020).

Mengenai lokasi syuting, Farid yang juga jebolan duta lingkungan Pekanbaru 2018 ini menceritakan berlokasi langsung di kawasan konservasi Rimbang Baling, Kabupaten Kampar.

"Lokasi syuting, alhamdulillah langsung disupport WWF, ini langsung di kawasan rimbang baling. Kalau produser langsung dibiayai kak samy dari WWF. Sutradaranya bang Een gimbal. Pendukung kak kuni, bang Gober, bang Icam, kak Sity salma, di video klip ada juga nurwinda dara Kampar,'' jelasnya.

Kepada GoRiau.com Farid menceritakan keresahannya terhadap makin maraknya perusakan lingkungan hutan oleh ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Yang kemudian ia tuangkan dalam lagu Rimbang Lagos 136. "Tujuan yang hendak disampaikan, seperti lirik lagu ini, bahwa kalau kita ingin maju, harus dipikirkan, jangan sampai kemajuan malah membuat kita menghancurkan alam,'' tuturnya.

Ia kemudian menceritakan hari ini banyak sekali proses kemajuan, namun tanpa memikirkan bahwa sebenarnya manusia tengah merusak alam, dimana hal tersebut menjadi langkah mundur. "Jadi lagunya menceritakan selamatkan dulu masyarakatnya dengan cara tetap menjaga alam dan rantai makanannya,'' jelasnya.

Farid memandang kalau masyarakat ingin kemajuan sementara malah merusak habitat yang ada didalam hutan tersebut tentu akan berdampak fatal kedepannya. Mengingat hutan sebagai filter utama dalam kehidupan manusia. Dimana Rimbang Baling adalah paru-paru utama Riau yang perlu dirawat kelestariannya.

"Karena hari ini tidak ada lagi hutan konservasi harimau seperti di Jawa dan Bali, sudah tidak ada lagi harimau asli sana, berbanggalah Riau karena masih ada Rimbang Baling sebagai tempat konservasi Harimau Sumatera dan kita bisa menceritakan ke anak cucu nantinya,'' jelasnya.

Mengenai kerjasama dalam video klip ini, Farid mensyukuri banyak pihak yang mendukung. "Baik dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Walhi, Jikalahari, Alhamdulillah juga didukung beberapa UMKM yang ada di Riau, kemudian Pemuda Kampar Kiri. Buat saya bantuan itu sudah kerjasama, tidak hanya mesti uang, tetapi juga doa,'' imbuhnya.

Perlu diketahui, Bukit Rimbang Baling adalah daerah yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan ditetapkan sebagai kawasan konservasi sesuai Surat Keputusan (SK) Gubernur Riau Nomor 149/V/1982. Lokasi ini menjadi rumah bagi satwa langka yang dilindungi salah satunya Harimau Sumatera yang berada diambang kepunahan. ***