BENGKALIS, GORIAU.COM - Pro kontra wacana pemindahan ibukota Bengkalis, Riau terus terjadi. Anggota DPRD Bengkalis asal Bantan, Sofyan, mengatakan tidak sependapat dengan adanya wacana ibukota Kabupaten Bengkalis dipindahkan ke Duri. Pertimbangannya, Kota Bengkalis memiliki nilai historis, dan sangat naif jika aksi demo yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat, dijadikan alasan bahwa kondisi Kota Bengkalis tidak kondusif lagi menjadi ibu kota kabupaten.

''Bengkalis ini merupakan kabupaten tertua dan sudah beberapa kali dimekarkan menjadi beberapa kabupaten. Sebelum dimekarkan dan sampai sekarang, ibu kotanya tetap Bengkalis karena memiliki nilai historis yang kuat,'' tegas Sofyan.

Sofyan mengajak pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bengkalis berpikir arif dan bijaksana melihat bahwa aksi demo yang dilakukan ribuan masyarakat pada Senin dan Rabu lalu, merupakan bagian dari hak menyampaikan pendapat dan koreksi terhadap Pemkab.

''Adanya wacana mengalihkan ibukota kabupaten ke Duri, bukanlah solusi. Malah akan menambah keruh suasana. Pemkab seharusnya melihat positif atas demo yang dilakukan masyarakat sebagai sebuah koreksian agar ke depan lebih baik lagi,'' ujar politisi muda ini.

Anak jati Bantan ini juga menilai dalam sebuah proses demokrasi, aksi demo yang dilakukan kemarin merupakan sesuatu yang wajar. Ia malah menyayangkan kenapa Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh terkesan malah menghindar dengan menggelar rapat di Duri bersama kepala SKPD.

''Seharusnya Bupati menghadapi masyarakat yang menyampaikan aspirasi kemarin. Bukan malah sebaliknya terkesan menghindar. Karena banyak juga masyarakat yang menyampaikan aspirasi di Kantor DPRD kemarin, merupakan pendukungnya saat pilkada lalu,'' ujarnya. (jfk)