PEKANBARU – Tim Balai Besar KSDA Riau kembali mengevakuasi seekor owa ungko jantan dari Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasim. Hewan primata ini dievakuasi lantaran kerap turun ke jalan.

Kabid Teknis Balai BKSDA Riau, Mahfud membenarkan evakuasi owa ungko. Hal itu setelah pihaknya menerima laporan dari petugas Tahura terkait kondisi owa ungko setelah dilepasliarkan.

"Jadi kemarin yang kita lepasliarkan ada 2 ekor. Tapi satu kita observasi lagi karena masalah ruang, artinya mereka kan punya teritori dan karena kebutuhan ruang yang satu ini tidak mendapatkan," kata Mahfud, Jumat (5/8/2022).

Mahfud mengatakan owa ungko (Hylobates Agilis) tersebut berjenis kelamin jantan. Usianya sekitar 10 tahun dan dilepasliarkan pada pertengahan Mei lalu.

"Dia masih muda dan jantan, sehingga dia kembali mendekat ke arah kantor. Lalu, dia diselamatkan lagi dan diminta observasi lagi dan dirawat," jelasnya.

Diungkapkan dia, satwa dilindungi itu hanya sekitar 1 bulan bertahan di Tahura dan sekarang sudah di Balai BKSDA.

Selama dilepasliar, primata tersebut dilaporkan kerap turun ke jalan. Bahkan menghentikan kendaran yang lewat dan meminta makanan.

Kondisi itulah yang membuat petugas di Tahura meminta owa ungko diobservasi kembali. Termasuk untuk mencari lokasi baru saat pelepasliaran kembali.

"Ya nanti kita cari tempat lain kalau sudah ada kajian. Kalau masalah sumber makan di Tahura itu melimpah. Ini karena dia tidak mendapatkan ruang dia kembali lagi [turun menemui warga dan pengendara]," katanya.

Sebelumnya, Rabu (15/5/2022), Balai Besar KSDA Riau melepasliarkan owa ungko di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim di Kota Pekanbaru, Riau.

Pelepasan owa ungko atau yang juga lazim disebut wau-wau dilakukan secara langsung oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup Kehutanan (LHK) Dr Alue Dohong.

Binatang dilindungi sejenis kera arboreal yang termasuk ke dalam suku hylobatidae diharapkan dapat hidup normal di alam bebas.

Pelepasan itu juga diharapkan dapat menambah populasi owa ungko di alam liar. Dengan harapan owa ungko dapat berkembang biak secara alami.

Alue mengatakan di lahan Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim di Kota Pekanbaru, Riau seluas 2.500 Ha. "Di lahan itu masih ada berbagai jenis satwa seperti gajah, beruang hingga harimau sumatera," ujarnya. ***