SELATPANJANG - Sebagai daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia, Kepulauan Meranti memiliki banyak makanan khas berbahan sagu. Selain diolah menjadi berbagai macam panganan, sagu juga dapat diolah menjadi Sempolet.

Sekilas, tekstur Sempolet sangat mirip seperti sup kental juga mirip makanan khas Papua, Papeda. Jika Papeda dinikmati bersama ikan, Sempolet justru variatif.

Sempolet diibaratkan seperti cream soup berkuah pedas, namun terbuat dari sagu yang dicampur dengan sayuran pakis beserta udang, teri, siput atau daging lokan (sejenis kerang). Perpaduan makanan ini menunjukkan pemanfaatan kearifan lokal yang optimal oleh masyarakat setempat.

Meskipun Sempolet terbuat dari sagu yang mengandung protein lebih rendah daripada beras, tetapi pembuatan Sempolet didukung oleh bahan-bahan yang kaya serat dan protein. Sayuran hijau termasuk pakis-pakisan, kangkung serta daun lainnya mengandung serat dan vitamin yang tinggi dan baik untuk pencernaan. Udang juga mengandung kadar protein yang tinggi karena mengandung asam amino. Hal ini menyebabkan Sempolet tidak hanya mengenyangkan tetapi juga menjadi asupan protein dan serat yang bermanfaat bagi tubuh.

Sempolet dapat dinikmati selagi hangat sebelum mengental karena dingin. Sempolet tidak bisa dipanaskan berulang-ulang karena akan mengubah rasa dan bentuknya. Oleh karena itu, sempolet jarang dijual dan hanya dibuat di rumah pada acara-acara tertentu seperti acara tradisi, perhelatan pemerintahan di kabupaten, atau hari-hari besar lainnya.

Sempolet, kuliner khas Kepulauan Meranti itu juga turut mengantarkan Provinsi Riau juara meraih juara II di ajang Festival Kuliner Nusantara. Festival itu merupakan salah satu serangkaian acara dalam rangka HUT ke 42 Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang digelar pada April 2017 lalu.

Karena kelezatannya, saat ini Sempolet masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020 kategori Makanan Tradisional Terpopuler.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti, Rizki Hidayat mengatakan untuk pengumuman juara API tersebut, akan diumumkan pada Desember 2020 mendatang.

Untuk bisa memenangkan ajang bergengsi itu, butuh dukungan penuh seluruh elemen masyarakat Kepulauan Meranti, melalui voting SMS sebanyak-banyaknya

"Kami mengharapkan dukungan seluruh masyarakat agar Sempolet bisa meraih juara dan kuliner kita dikenal luas di seluruh penjuru dunia," kata Rizki.

Dia juga mengatakan kegiatan API merupakan ajang promosi pariwisata Riau di tingkat nasional, bahkan mancanegara.

"Dengan banyak dikenal kuliner dan pariwisata kita, maka akan banyak wisatawan yang akan berdatangan ke Kepulauan Meranti. Kami mengucapkan terima kasih kepada pelaku sektor pariwisata, kuliner. Karena berkat dedikasi dan usahanya sektor pariwisata, kuliner makin dikenal luas," ujarnya lagi.

Sementara itu ketua Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Kepulauan Meranti, RH Ramadhan mengatakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Kepulauan Meranti, dimana kembali masuk kedalam nominasi API.

"Alhamdulillah. Tahun ini kembali Kabupaten Kepulauan Meranti masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia dua kategori yakni kategori ekowisata terpopuler dan makanan tradisional terpopuler. Besar harapan kita agar keduanya bisa terpilih menjadi pemenangnya. Seperti perwakilan dari Meranti sebelumnya yakni Perang Air dan Lari Diatas Tual Sagu," kata Ramadhan.

Dikatakan, saat ini sedang dalam tahapan pembuatan video dan melakukan beberapa persiapan untuk memenangkan anugerah tersebut.

"Tentunya ini butuh bantuan dan dukungan dari semua pihak dan tidak terlepas dari bantuan seluruh kalangan masyarakat dalam memberikan voting yang akan dimulai bulan agustus mendatang. Caranya mudah ketik keyword API 1H untuk sempolet, kirim ke 99386. Semoga tahun ini pariwisata dan kuliner Meranti kembali mengharumkan nama baik Riau dan Kepulauan Meranti khususnya," pungkasnya.***