PEKANBARU - Seorang ibu rumah tangga (IRT) Desa Sepotong, Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis ‘menyulap’ kelapa sawit menjadi dodol. Kelapa sawit diolah sedemikian rupa sehingga teksturnya seperti dodol yang gurih dan legit di mulut.

Inovasi produk dodol kelapa sawit ini dipaparkan Septiliana pada Forum Group Discussion (FGD) ditaja Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bengkalis di Ballroom Lantai 12 Grand Zuri, Pekanbaru, Rabu (4/12/2019).

Menurut Septiliana, pembuatan dodol dari kepala sawit berawal dari keluhan terhadap harga kepala sawit yang relatif turun. Dari sana, ia berfikir untuk merubah pemasukan ekonomi rumah dari menjual sawit menjadi makanan, ole-ole bernilai ekonomis.

Septiliana menceritakan, dalam proses pembuatan, ia sempat enam kali mengalami kegagalan. Namun, tekad dan niat yang kuat, ia terus mencoba hingga berhasil menjadi dodol kepala sawit.

"Saya sempat enam kali gagal pak. Kadang terlebih gula keras dan macam-macam, " ungkapnya.

Disebutnya, kelapa sawit (brondol) yang digunakan untuk dodol sudah melewati proses pembersihan. Lalu dicampur dengan tepung terigu, gula dan daun pandan.

"Alhamdulillah, pesanan ada yang dari Thailand pernah, Jakarta sering," imbuh Septiliana sambil tersenyum.

Kendati demikian, ada sejumlah hal yang masih menjadi kendala bagi Septiliana dalam memproduksi dodol kelapa sawit ini. Diantaranya, pembuatan dodol masih dilakukan secara manual sehingga ketahanannya baru bisa 15 hari, skala usaha masih kecil, belum miliki izin IRT dan sertifikat halal MUI.

"Terus saya juga butuh bimbingan untuk usaha maju ke depannya. Saya berharap melalui forum ini ada dukungan untuk usaha kami, " pungkasnya penuh harapan.***