SELATPANJANG - Sekretaris Daerah Kepulauan Meranti, Dr Kamsol MM, membuka sekaligus mengikuti kegiatan 'Konsultasi Publik II Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kepulauan Meranti 2021-2026, kegiatan dalam rangka menghimpun semua isu strategis dari para pemangku kepentingan untuk penyusunan RPJMd Meranti kedepan itu dipusatkan di Aula Biru Kantor Bupati Meranti, Senin (23/11/2020).

Turut hadir dalam kegiatan itu, Kepala Bappeda Meranti, Rizki Hidayat, Forkopimda, Perwakilan Polres Meranti, Danposal, Letda Jery Hendra, narasumber dari Pusat Kajian Lingkungan Hidup UR, Dr Suwondo, Kepala Badan Lingkungan Hidup Meranti, H Irmansyah, Kepala BPBD Meranti, Idris Sudin, Kadis Kesehatan Meranti, dr Misri Hasanto MKes, Plt Kadis PU Meranti, Abu Hanifah, Perwakilan Kemenag Meranti, perwakilan OPD terkait, LSM Peduli Lingkungan, Abdul Manan, Setia Budi Utomo, ketua Gabungan Kelompok Tani, Perwakilan PT NSP, tokoh agama/masyarakat/pemuda dan lainnya.

Seperti dijelaskan Kepala Bappeda Meranti, Riski Hidayat, kegiatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah untuk menganalisis secara sistematis, menyeluruh dan partisipatif yang bertujuan menjamin bahwa prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam proses pembangunan daerah dan penyusunan kebijakan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Meranti Tahun 2021-2026.

Dalam kegiatan ini dikatakan Sekda Meranti, Pemkab Meranti melakukan konsultasikan dengan semua pemangku kepentingan untuk penajaman, penyamaan persepsi, dalam rangka menghasilkan rumusan isu strategis di Kepulauan Meranti sehingga rencana pembangunan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dengan tidak meninggalkan aspek lingkungan hidup.

KLHS ini nantinya akan memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan indikator pembangunan Meranti dalam 5 tahun kedepan yang lebih fokus dan menyentuh kepentingan masyarakat.

Sejauh ini diakui sekda, pelaksanaan RPJMD Meranti sebelumnya telah berhasil menekan angka kemiskinan Meranti, dari 43 persen saat Meranti terbentuk menjadi 27 persen saat ini. Keberhasil itu ditunjang oleh program pembangunan Meranti yang tepat sasaran dan menyentuh pada kepentingan masyarakat dimana program pembangunan Meranti difokuskan pada sektor pendidikan, kesehatan dan aksesbilitas.

"Dan Pemkab Meranti sangat menyadari angka kemiskinan sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, kesehatan dan aksesbilitas dan kondisi daerah. Artinya dengan baiknya ketiga faktor ini akan mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," jelas Sekda Kamsol.

Dan melalui KLHS saat ini, diharapkan dapat dirumuskan strategi pembangunan yang jitu agar pemerintah paerah yang didukung oleh instansi terkait dan masyarakat berhasil mewujudkan cita-cita pembangunan yang diinginkan bersama.

Dalam kesempatan tersebut, Pemkab Meranti juga menghimpun masukan dari akademis khususnya dari Pusat Kajian Lingkungan Hidup Universitas Riau Yang dipaparkan oleh Dr Suwondo.

Dalam pemaparannya Dr Suwondo sangat mengapresiasi keberhasilan Pemkab Meranti dalam menjalankan program pembangunannya yang dinilai pro rakyat. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan Pemkab Meranti menekan angka kemiskinan yang sebelumnya sangat tinggi melalui pelaksanaan program pembangunan yang strategis dan tepat sasaran dengan terlalu bergantung dengan DBH Migas.

"Kita melihat angka kemiskinan Meranti masih cukup tinggi tapi pertumbuhan ekonomi sangat positif berbeda dari daerah lainnya seperti Bengkalis dan Siak yang kaya namun memiliki ketergantungan yang besar terhadap DBH Migas, artinya konsep pembangunan yang dijalankan oleh Pemkab Meranti dinilai sudah menyentuh kepentingan masyarakat yang secara otomatis ikut mendorong pertumbuhan ekonominya," ujar Suwondo.

Selain menilai program pembangunan Meranti yang dijalankan saat ini sudah tepat sasaran dan menyentuh masyarakat, pakar kajian lingkungan Universitas Riau itu juga menyarankan agar Meranti survive ditengah pandemi Covid-19 ini. Dapat lebih fokus pada pembinaan sektor UKM/UMKM dan pertanian perkebunan.

"Hasil dari analisa sektor UMKM dan pertanian sangat kebal terhadap pengaruh pandemi Covid-19 dan strategi ini dapat menjadi pilihan program pembangunan dalam 5 tahun kedepan," ungkapnya lagi.

Dan terakhir Suwondo menyarankan agar program pembangunan daerah dapat dukungan dari provinsi dan pusat harus pula disinergikan dengan program pemerintah pusat dan provinsi yang sudah terintegrasi.

Masukan dari pakar lingkungan, UR Dr Suwondo, menurut Sekda Kamsol sudah sejalan dengan program pembangunan yang dijalankan Meranti saat ini seperti terus mendorong potensi Sagu Meranti melalui Sentra Sagu Terpadu yang sudah dibangun, Potensi Perikanan Meranti melalui budidaya Kakap Putih, dan pengembangan Pakan Ternak yang disebut dengan Sagu Parut Kering untuk meningkatkan produksi ternak Meranti yang ekonomis.

Terakhir kegiatan Konsultasi Publik II ditutup dengan penandatanganan berita acara KLHS oleh Sekda Meranti Dr Kamsol, Kepala Bappeda Meranti, Kadis LH Meranti, PT NSP, Tenaga Ahli Lingkungan Meranti, Ketua Koperasi Centra Sagu Terpadu Meranti, Ketua gapoktan, serta Kabag Sumda Polres Meranti disaksikan semua peserta yang hadir. (rls)