PEKANBARU - Meskipun saat ini Provinsi Riau sedang dilanda bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Gubernur Riau, Drs H Syamsuar MSi, masih memikirkan perekonomian masyarakatnya dengan memperjuangkan datangnya investasi di Bumi Lancang Kuning, saat menjadi narasumber dalam acara Indonesian-Malaysia-Thailand Growth Triangel (IMT-GT) ke 25.

Berikut potensi investasi yang disampaikan Syamsuar dalam pertemuan IMT-GT ke 25 Ministerial Meeting and Related Meeting di Krabi, Thailand, Kamis (12/9/2019). Dimana, tidak lama lagi fasilitas transportasi segera beroperasi di Provinsi Riau, seperti RoRo Dumai-Malaka.

"Dalam pertemuan lanjutan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia pada tanggal 18 September 2019 di Kota Dumai, akan dilaksanakan ujicoba sandar kapal RoRo yang melayani penyeberangan Dumai-Malaka di Pelabuhan Dumai pada tanggal 19 September 2019," kata Syamsuar kepada GoRiau.com.

Untuk Jalan Tol Dumai-Pekanbaru, dikatakan Syamsuar, akan berfungsi Desember 2019 ini. Sejalan dengan dilanjutkannya pembangunan Tol Pekanbaru-Padang (Sumtera Barat) dan penetapan lokasi trase pembangunan jalan tol sampai perbatasan Sumatera Barat, yang akan ditentukan dalam tahun ini oleh Gubernur Riau.

"Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Jambi akan dilanjutkan. Ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera. Tentunya apabila semua fasilitas ini telah berfungsi, Provinsi Riau akan menjadi gerbang yang menghubungkan Indonesia dengan daratan Asia, membuka perdagangan komoditi Pulau Sumatera yang bisa dipasarkan pada Malaysia dan Thailand, serta mendukung Moslim Friendly Tourism melalui pengembangan UMKM yang bersertifikat Halal 2020," ungkapnya.

Pemerintah Provinsi Riau, sambung Syamsuar, sudah persiapkan empat kawasan industri yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional Indonesia, yaitu:

1. Kawasan Industri Tanjung Buton yang telah dibebaskan tanahnya seluas 5.192 hektar dan mempunyai prospek, serta peluang, seperti industri hilir kelapa sawit, kelapa dalam, sagu, karet, industri perikanan, industri agrowisata, dan industri aneka. Dimana semua bahan bakunya tersedia di Provinsi Riau.

2. Kawasan Industri Dumai (Pelintung dan Lubuk Gaung) telah dibangun industri hilir sawit, industri bio diesel, industri pupuk dan industri lainnya.

3. Kawasan Industri Tenayan Raya dengan luas pengembangan 3.000 hektar dan didukung dengan ketersediaan infrastruktur jalan, serta kelistrikan. Kawasan ini cocok dengan pengembangan industri manufakturing dan makanan/minuman.

4. Kawasan Industri Kuala Enok dengan luasan 5.203 hektar, yang berada di perbatasan Riau-Jambi telah mempunyai fasilitas pelabuhan dan infrastruktur jalan.

"Pemerintah Provinsi Riau juga mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Pulau Rupat (Kabupaten Bengkalis), yang berada di perbatasan Selat Malaka dan KEK Rumbai di Pekanbaru," ujarnya.

Dalam forum ini, Syamsuar juga mengusulkan konektifitas transportasi udara baru, yaitu Pekanbaru menuju Krabi dan Pekanbaru menuju Johor Baru. Pemerintah Provinsi Riau bersedia memberikan insentif bagi rute baru ini.

"Melalui konektifitas baru ini kami berharap akan mendukung kerjasama perekonomian di bidang ekspor serta impor dan sektor industri pariwisata dikedua kota ini," jelas Syamsuar, sekaligus berharap kedepan para anggota IMT-GT dapat saling bekerjasama secara intens demi perkembangan pertumbuhan ekonomi ketiga negara. ***