JAKARTA - Mantan Metua PP Muhamadiyah, Buya Safi'i Maarif membuat statement agar masyarakat tidak terpecah hanya karena pilihan presiden yang berbeda. Demikian ulasan awal pengamat politik EII, Iskandarsyah, menyoal potret pemilih pra Pemilu 2019.

Melalui keterangan tertulisnya, Jumat (1/03/2019), Iskandarsyah mengungkapkan, pesan Buya Syafi'i Maarif tersebut, memiliki nada seirama dengannya dalam memotret laku publik soal politik baik daring ataupun nyata.

"Hoax bukan lagi jadi barang yang amat ditakuti, tapi justru sangat dirindukan publik. Perpecahan demi perpecahan hanya karena pilihan berbeda sudah pada titik yang memprihatinkan," kata Iskandarsyah.

Elit politik, lanjut Iskandarsyah, hanya berpolemik, berdebat dan mempertontonkannya kepada publik. Sementara, soal kedewasaan politik Bangsa, "Masyarakat kita belum dewasa, berbeda pendapat adalah musuh kekal,".

Sara, kata Iskandarsyah, telah dijadikan senjata untuk menumbangkan lawan politik. Isu sara yang viral teranyar adalah kegiatan Ibu-Ibu di Karawang yang diduga sebagai kampanye hitam kepada Calon Presiden nomor urut 01, Jokowi. "Artinya politik memang tidak beretika," kata Iskandarsyah.

Sebelumnya, Buya Safi'i Ma'arif dikabarkan akan menggelar acara 'Doa dan Ikrar Anak Bangsa untuk Indonesia' pada 24 Maret 2019 di Lapangan Silang Selatan Monas, Jakarta.

Diharapkan, berbagai lapisan masyarakat dari berbagai etnis, suku dan agama dapat turut hadir dalam acara yang digelar bekerjasama dengan Aliansi Anak Bangsa Indonesia (AABI) itu.

"Kami yakin masih banyak warga bangsa yang peduli pada keutuhan bangsa tanpa memedulikan apa yang tersebar di jagad media sosial. Inilah sarana bagi kita untuk tetap waras di tengah pertarungan politik yang tidak sehat ini," kata Buya Syafi'i di Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (28/02/2019).***