JAKARTA - Kepala Pusat (kapus) Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Bareskrim Polri, Kombes Pol. Hudi Suryanto menyampaikan, pihaknya berhasil mengidentifikasi salah satu korban insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY182 bernama Okky Bisma/OB (30) dari bagian tubuh yang mereka terima.

Secara teknis, Hudi menjelaskan, Inafis terlebih dahulu telah menerjemahkan data manifest SJY182 ke data kependudukan dan catatan sipil (Dukcapil).

Kemudian, bagian tubuh korban berinisial OB yang didapat dari kantong jenazah dengan nomor label PMJSJ0006 dalam hal ini berupa tangan kanan korban yang jari-jarinya dalam keadaan utuh, diidentifikasi dengan pencocokkan sidik jari. Alat pindai sidik jari milik Inafis, terhubung langsung dengan basis data Ditjen Dukcapil sehingga bisa diidentifikasi bukan hanya identitas diri melainkan juga alamat korban.

"Berkat kerjasama dengan berbagai pihak terkait khususnya Ditjen Dukcapil, sehingga data-data ini sesungguhnya kami dapat dari data e-KTP. Oleh karenanya e-KTP ini menjadi penting mana kala terjadi hal-hal seperti ini," kata Hudi dalam jumpa pers Senin yang dikutip GoNews.co, Selasa (12/1/2021).

Dari proses pemindaian tersebut, ada 12 titik kesamaan antara sidik jari telunjuk kanan korban OB yang dipindai Inafis Polri dengan sidik jari telunjuk kiri korban yang tercatat di data Dukcapil. Kata Hudi, "Ini cukup untuk memastikan bahwa ini adalah orang yang sama,".

Terkait hal ini, Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrullah, menyatakan belasungkawa mendalam atas insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY182. Insiden yang terjadi pada Sabtu (9/1/2021) itu kata Zudan, merupakan duka nasional dan telah merenggut korban yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

"Syukur kami karena sistem basis data Dukcapil dinilai telah membantu identifikasi korban, tak bisa lebih besar dari duka kami karena puluhan putra-putri bangsa yang berasal dari berbagai daerah telah menjadi korban. Semoga keluarga korban diberi ketabahan menghadapi musibah yang terjadi di tengah pandemi ini," kata Zudan kepada GoNews.co, Selasa (12/1/2020).***