PEKANBARU - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Riau mengaku tak menutup kemungkinan untuk membentuk poros baru di Pilkada Kuantan Singingi (Kuansing) 2020 mendatang.

Sebagai informasi, Pilkada Kuansing sejauh ini sudah melahirkan tiga Paslon, ketiganya adalah Andi Putra - Suhardiman Amby, Mursini - Indra Putra, dan Halim - Komperensi.

Andi Putra - Suhardiman Amby dipastikan akan berlayar menggunakan perahu tiga partai, Hanura dengan 1 kursi, PKS dengan 2 dan Golkar dengan 6 kursi.

Kemudian Bupati Kuansing Petahana Mursini akan didampingi Indra Putra di Pilkada nanti. Keduanya sudah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dua partai, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Nasdem. Keduanya sama-sama memiliki 4 kursi.

Terakhir, Wakil Bupati Kuansing Halim akan maju sebagai Calon Bupati di Pilkada nanti dan menggandeng Ketua DPD PAN Kuansing, Komperensi. Pasangan ini sudah mendapatkan SK dari partai PAN dengan jumlah 4 kursi.

Halim yang merupakan Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Kuansing juga kemungkinan besar akan mendapatkan SK dukungan dari partainya pada 17 Juli nanti. PDIP memiliki 3 kursi di DPRD Kuansing.

Jika skema ini berjalan, maka masih ada tersisa sekitar 11 kursi. Rinciannya, Demokrat 4 kursi, PKB 3 kursi dan Gerindra 3 kursi. Sementara untuk syarat pencalonan adalah 7 kursi. Artinya, masih ada peluang menciptakan Paslon baru.

Menanggapi dinamika ini, Sekretaris DPW PKB Riau, Ade Agus Hartanto mengaku masih akan melihat perkembangan kedepannya, sehingga saat ini belum bisa memutuskan apakah menciptakan poros baru atau mengikut Paslon yang sudah ada.

"Bisa saja (Poros baru), kita lihat dinamika politik dulu lah, kita amati dulu baru bisa kita tentukan langkah politik yang akan kita pakai, apakah memungkinkan poros baru? Atau nanti ada Paslon yang bisa meyakinkan kita. Yang jelas sekarang kita masih menunggu pergerakan Ukup-Burhanuddin," kata Ade kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Rabu (15/7/2020).

PKB dalam waktu dekat, lanjut Ade, akan segera menggelar pleno untuk menentukan sikap karena sejauh ini pasangan Fahdiansyah - Burhan tak kunjung memenuhi syarat yang diminta PKB.

Dalam pleno terakhir, PKB memutuskan mendukung Paslon Fahdiansyah - Burhanudin. Keduanya diminta mencari tambahan partai koalisi mengingat PKB tak bisa mengusung Paslon sendiri.

Sayangnya, pasangan ini putus di tengah jalan dan Fahdiansyah sudah mendekat kepada kader Golkar, Gumpita.

"SK penugasan kita berikan ke Ukup (Fahdiansyah) dan Burhan. Kami sudah beri dealine berkali-kali tapi belum juga mereka bisa menyanggupi. Kalau persoalan mereka tak bersatu lagi, sampai hari ini belum ada laporan apalagi surat pengunduran diri Burhan," jelasnya.

Disinggung apakah ada kemungkinan PKB akan memberikan SK lagi ke Ukup yang berpasangan dengan Gumpita, Ade menyebut hal itu sangat kecil kemungkinannya.

"Saya rasa kecil kemungkinan Ukup - Gumpita. Karena yang diusung PKB itu kan Paslon, bukan perorangan. Ini kan Parpol bukan klinik rumah sakit," tutupnya.***