PEKANBARU - Kapolda Riau sebelumnya Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo telah dimutasi sebagai Pati Baintelkam di BIN. Posisinya digantikan oleh Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi yang sebelumnya merupakan Deputi Bidang Intelijen Siber BIN.

Menanggapi mutasi ditubuh aparat penegak hukum ini, Direktur Eksekutif Pijar Melayu, Rocky Ramadani mengucapkan selamat bertugas kepada Kapolda Riau yang baru dan berharap kinerjanya lebih baik dari yang terdahulu, terutama pada persoalan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang masih hangat ini.

"Kepada Kapolda Riau yang baru harus berani melakukan proses hukum korporasi yang terindikasi sebagai pelaku pembakar lahan. Proses sesuai hukum yang berlaku. Kami berharap jangan pernah ada negosiasi dengan koorporasi pembakar lahan," ujar Rocky di Pekanbaru, Selasa (1/10/2019).

Lebih lanjut Rocky menyampaikan, asap akibat karhutla memang sudah berkurang akibat hujan yang cukup merata di seluruh wilayah Riau. "Namun kasus hukum korporasi yang diduga pembakar lahan jangan sampai juga hilang. Ini harus kita kawal secara bersama-sama. Karena masyarakat Riau menderita akibat kebakaran hutan dan lahan ini," pintanya.

Pijar Melayu sebagai kelompok kajian strategis meyakini Karhutla yang terjadi di Riau berhubungan erat dengan keberadaan lahan ilegal dan lemahnya penegakan hukum. Akibatnya, selama 22 tahun belakang ini bencana kabut asap terus mendera masyarakat Riau. "Selama dua hal itu tidak serius ditangani, maka yang akan terjadi hanya pengulangan bencana asap yang terus menghantui masyarakat Riau," tandas Mahasiswa Pascasarjana UIR Jurusan Manajemen Agribisnis ini.

"Intinya, kita ingin proses penanganan persoalan hukum di Bumi Melayu ini lebih baik daripada sebelumnya. Bukan saja persoalan Karhutla, tapi kasus-kasus besar lainnya. Hukum harus tajam ke atas, jangan malah tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Sekali lagi selamat bertugas untuk Kapolda Riau yang baru," tutup Rocky. ***