JAKARTA - Menurut Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra mengatakan, bahwa perlindungan anak di Indonesia saat ini belum maksimal dan butuh perhatian lebih dari Pemerintah.

Pasalnya kata dia, maraknya kekerasan dan tindak kriminal terhadap anak masih terus terjadi di Indonesia. Faktor lainnya adalah soal buruknya asupan gizi yang mengakibatkan kematian, serta masalah kelahiran dan yang lain sebagainnya.

"Saat ini tiap 5 menit dari data kami, ada anak-anak baik balita maupun bayi yang meninggal dunia di Indonesia, ini yang benar-benar harus menjadi perhatian pemerintah," ujarnya saat diskusi publik dengan wartawan parlemen di Komplek DPR/MPR/DPD RI, Kamis (08/6/2017).

Faktor yang paling mendesak dan paling memprihatinkan katanya, adalah kasus seksual dan kematian akibat korban kekerasan yang timbul akibat dari tontonan di media televisi maupun medsos, serta pengaruh lingkungan sekitar.

"Inilah mengapa pemerintah juga wajib dan peduli terhadap semua faktor yang bisa menyebabkan kekerasan dan lainnya yang mengakibatkan kematian anak. Jika kita mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Polisi, dari data sekarang, Seorang Polisi itu banding 2 ribu anak di Indonesia, jadi ini saya rasa tidak mungkin hanya dibebankan ke Kepolisian," paparnya.

Diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema "Tantangan komisioner KPAI baru" ini juga dihadiri Ketua Komisi VIII DPR RI Ali Taher Parasong, menurutnya, saat ini perlu adannya penekanan tiap daerah agar menganggarkan lebih, dan penegasan soal pengasuhan terhadap anak.

"Karena selama ini hanya ada beberapa Panti Asuhan. Dan tidak juga semua panti sesuai dengan aturan, bahkan ada juga panti yang melanggar bahkan terkesan malah membuat buruk kondisi anak-anak yang diasuhnya," paparnya.

Masih lanjutnya, pihak DPR RI sendiri, telah berkali-kali menggelar rapat dengar pendapat dengan berbagai instansi terkait. Namun diakuinya, hingga saat ini perlindungan terhadap anak di Indonesia belum maksimal.

Bukan hanya soal pengasuhan, namun soal lingkungan sosial dan soal tontonan kata dia, juga sangat-sangat berpengaruh terhadap mental anak-anak.

"Inilah kita harap, kedepan KPAI lebih cerewet lagi dan bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia, untuk konsen terhadap tayangan maupun program-program yang bisa menimbulkan efek negatif terhadap anak," paparnya.

Dulu saat saya kecil tontonan unyil, dan saya rasan disana adalah tontonan yang ada nilai agama, pancasila dan lain-lain. Dan saat ini yang ada tontonan seperti itu hanya beberapa saja seperti laskar pelangi dan sebagi alternatifnya seperti upin ipin. Seperti juga di media sosial seperti youtube, dimana anak-anak juga cenderung gemar gaget, yang sehari-hari kita lihat banyak sekali konten-konten iklan dewasa yang harusnya juga tidak dikonsumsi anak-anak," pungkasnya. ***