DUMAI - Dalam memperingati hari hutan Internasional, banyak perusahaan tidak hadir dan tidak peduli terhadap pesisir Kota Dumai, Riau. Dalam peringatan yang dipusatkan di Bandar Bakau, Kota Dumai, dilaksanakan gerakan sedekah 60 ribu bibit bakau, dan tidak tercapai target.

"Yang sudah tertanam hanya 7.550 batang pohon manggrove (bibit bakau)," kata Darwis Muhammad Saleh kepada GoRiau.com, Sabtu (23/3/2019).

Darwis yang merupakan aktivis lingkungan dan juga pengelola Bandar Bakau, menyebutkan gerakan sedekah bakau tersebut dilakukan untuk melihat kepedulian masyarakat dan juga perusahaan terhadap kehidupan hutan pesisir Dumai yang terancam punah.

Pohon yang ditanam tersebut merupakan sumbangan dari masyarakat, beberapa komunitas pecinta alam, Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai, Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) PT Pertamina, PT Naga Mas dan PT Inti Benua Perkasa, serta Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.

"PT Pelindo I Cabang Dumai dan PT Patra Niaga yang bertetangga dengan Bandar Bakau tidak hadir, yang memperlihatkan mereka tidak peduli terhadap hutan pesisir," ungkap Darwis.

Dikatakannya juga, selain dua perusahaan tersebut, PT Pertamina RU II Dumai, Meridan, SDS, Energi Sejahtera Mas, PT Pelindo, PT Kualau Lumpur Kepong, yang juga melakukan aktivitas di Pesisir Dumai juga tidak hadir.

"Mereka hanya menumpang hidup di pesisir Dumai, tetapi mereka tidak peduli dan sepertinya satu batang pohon lebih mahal di banding memberi makan orang di restoran mewah," ujar Darwis.

Selain itu, perusahaan yang tidak peduli dan hadir pada pelaksanaan hari hutan sedunia tersebut hanya manis di dokumen AMDAL.

"Mereka hanya memiliki dokumen namun realisasi perhatian terhadap lingkungan bohong, dan ini akan kami desak untuk memikirkan apa yang terjadi di bandar bakau dan pesisir Dumai," jelas Darwis.

Tidak hanya itu, pihaknya juga menyesalkan terhadap Dinas Pariwisata Kota Dumai yang juga tidak hadir, dimana Bandar Bakau dijadikan objek wisata unggulan. ***