JAKARTA - Salah satu anggota Komite Eksekutif PSSI, Hasani Abdulgani, menilai pembelian saham PSPS Riau oleh pengusaha Malaysia bernama Noorizam Tukiman adalah sinyal baik bagi sepak bola Indonesia.

Pembelian saham mayoritas klub sepak bola Indonesia oleh orang asing merupakan yang pertama dalam sejarah sepak bola tanah air.

Hasani mengatakan pembelian saham klub Indonesia oleh investor asing tak melanggar aturan. Pasalnya, tak ada regulasi yang menyebutkan bahwa klub Indonesia harus sepenuhnya atau 100 persen dimiliki orang Indonesia.

"Seharusnya tidak [melanggar] statuta PSSI ya," ujar Hasani singkat.

Dalam Statuta PSSI [2019] Pasal 21 mengenai Status Klub, Liga, Asosiasi Provinsi PSSI dan Lembaga Terafiliasi, tidak membahas soal status saham klub melainkan hanya wajib berbentuk yayasan atau Perseroan Tertutup (privat) atau Terbuka (publik).

Begitu pula dengan hukum Indonesia. Jika mengacu Undang Undang Penanaman Modal Asing (PMA), khususnya Pasal 6, klub sepak bola tidak termasuk dalam bidang usaha atau perusahaan yang tertutup yang sahamnya dilarang dibeli investor asing.

"Soal regulasi [selain statuta] buat saya belum clear. Seharusnya bisa dipakai UU PMA mungkin," kata Hasani. "Ini [pembelian saham] positif ya [buat sepak bola Indonesia]. Artinya pasar sepak bola kita sudah dipercaya oleh market termasuk orang asing."

Jika berkaca ke luar negeri, pembelian saham klub lokal atau nasional oleh investor asing adalah hal lumrah. Bahkan, kini sedikitnya tercatat enam taipan Indonesia membeli klub luar negeri, dari Italia, Inggris, hingga Australia.

"Seharusnya tidak [masalah] ya. Soalnya di industri sepak bola modern hal ini bukan sesuatu yang mustahil. Contoh Erick Thohir orang asing bisa beli klub Italia. Begitu pula yang terjadi di Eropa, banyak orang asing membeli klub di Inggris atau negara lain," ujar Hasani.

Media Officer PSPS Riau Muhammad Teza Taufik memastikan, legalitas pembelian saham PSPS Riau tak mengalami kendala. Segala aspek hukum, baik dari sisi regulasi sepak bola maupun undang-undang perusahaan di Indonesia, telah dipenuhi.

"Kalau untuk ke PSSI semua legalnya beres. Tentu tidak ada masalah," ucap Teza kepada CNNIndonesia.com pada Senin (3/5) melalui WhatsApp, sebelum bertemu Gubernur Riau.

Norizam Tukiman yang kini menjadi pemilik saham mayoritas PSPS pun menegaskan tak akan mengubah akar klub. Kesebelasan berjuluk Asykar Bertuah itu akan tetap berada di Pekanbaru atau Riau dan tidak akan ada perubahan nama seperti dilakukan banyak investor.

"Kesepakatan takeover [pemilik lama PSPS dengan Norizam Tukiman] memang ditekankan oleh pemilik lama dengan tidak mengubah nama dan identitas tim maupun homebase. Dan pemilik baru menyanggupi," ujar Teza. ***