PEKANBARU - Sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Zamri Ricardo sudah menderita tumor pada bagian mulut. Waktu itu, usianya baru 14 tahun dan tumornya masih sebesar telor ayam pada bagian bawah lidah. Zamri merupakan warga Desa Bagan Cimpedak, Kecamatan Rantau Kopar, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

Hal itu diceritakan ayah Zamri, Musa kepada GoRiau.com, Kamis (18/10/2018) petang, di sebuah rumah yang terletak di Jalan Pahlawan Kerja Gang Damai I, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau.

"Waktu kelas 6 SD, anak saya (Zamri, red) pernah jatuh dari pokok (pohon, red) rambutan. Saat jatuh waktu itu, dia pingsan sampai 3 hari. Setelah sadar, tidak terasa hal-hal yang aneh pada diri anak saya," kata Musa menceritakan dengan mengenakan kemeja warna putih bergaris.

Setelah Zamri kelas 2 SMP, dikatakan Musa, baru terlihat ada hal yang aneh pada mulut anaknya yang kini sudah berumur 30 tahun. Dirinya pun sudah berupaya membawa anaknya ke sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Duri dan Sedinginan, serta bantuan dari pihak swasta.

"Anak saya ini pernah mau dibiayai pengobatannya di Malaka, namun karena transportasinya harus ditanggung saya sendiri, uang saya tak punya banyak," ujar Musa yang kesehariannya sebagai nelayan sungai di Rantau Kopar.

Karena terkendala biaya, masih dikatakan Musa, Zamri pun harus menahan serangan penyakit tumor yang ada di mulutnya hingga 16 tahun lamanya dan kini sudah sebesar kepala anak bayi yang baru lahir. Dimana kondisi tumor Zamri sudah meluas hingga ke bagian saraf mulut dan pecah terbagi dua. Saat ini pun, Musa hanya mengharapkan dari uluran tangan dermawan yang mau membantu kondisi keuangannya dan anaknya yang ikut membantu.

"Pengobatannya terkendala biaya. Saya tak punya biaya kalau harus mengeluarkan uang hingga puluhan juta rupiah. Saya pun sudah meminta bantuan kepada penghulu setempat, tapi hanya sekedar bantuan begitu saja, bukan pengobatan sampai sembuh," ungkap Musa.

Musa juga mengatakan, bahwa Zamri sudah dua hari berada di Pekanbaru, untuk berobat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad. Namun, hingga saat ini Zamri belum ditangani oleh pihak dokter yang ada di rumah sakit plat merah tersebut.

"Tindakan yang dilakukan baru pemeriksaan darah di laboratorium RSUD Arifin Ahmad. Sementara CT Scan harus menunggu hingga Hari Senin (22/10/2018) mendatang. Hal ini pun sangat kami sayangkan kenapa tidak ada tindakan cepat dari rumah sakit dan harus menunggu berhari-hari," jelasnya.

Sampai saat ini, belum ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir atas penyakit yang diderita Zamri. Sementara itu, yang sudah memberikan semangat baik moral dan materil, seperti Kepala Desa Bagan Cimpedak Dedy Wahyudi, Anggota DPRD Riau Siswaja Mulyadi, Kamila Sari, Asri Auzar, Husaimi Hamidi.

Dokter muda, Muhammad Maliki berkesempatan melihat secara langsung kondisi Zamri di rumah singgah yang terletak di Gang Damai I tersebut. Dia mengatakan, dalam kondisi sekarang ini, kalaupun harus operasi kondisi Zamri harus berada dalam kondisi yang memang layak untuk dioperasi. Karena sekarang ini kondisi HB Zamri masih jauh dibawah normal dan harus dilakukan transfusi darah terlebih dahulu sebelum operasi.

"Kalau menurut saya, bisa lima kali operasi yang dilakukan nantinya. Itu pun harus diobservasi terlebih dahulu. Bagian mana yang lebih dahulu diangkat," jelas Muhammad Maliki.

Melihat kondisi Zamri, Maliki mengajak semua pihak untuk ikut membantu pengobatan Zamri agar bisa segera sembuh.

"Kondisi Zamri saat ini, saya yakin bisa sembuh. Karena itu, butuh dukungan semua pihak. Bukan hanya bentuk moral, juga dalam bentuk materil. Kita berharap semua pihak bersama-sama ikut membantu pengobatan Zamri sampai sembuh," kata Muhamad Maliki yang juga politisi dari Partai NasDem. ***