JAKARTA - Pengamat Politik dari Etos Indonesia Institute, Iskandarsyah, mengungkap adanya pergerakan politik yang nyata untuk membangkitkan Orde Baru (Orba). Hal itu, nampak dari eksistensi gerakan "Penak zamanku To?".

"Iya memang ini ada rencana-skenario, Orba ini mau dibangkitkan lagi. Iya kan? 'Enak ya jaman ku dulu?' Kayak gitu lah!" kata Iskandarsyah kepada GoNews.co, Senin (25/02/2019) lalu.

"Bahkan di Partai Berkarya pun ada ormasnya, itu namanya 'Penak zaman Ku Toh!'" imbuh Iskandarsyah menyebut Berkarya yang saat ini dipimpin oleh putra biologis Presiden era Orba, Soeharto (almarhum).

Terkait adanya pergerakan kebangkitan Orba tersebut, Iskandarsyah kemudian mempertanyakan posisi dan gerak juang para aktivis 98 yang dahulu menjatuhkan rezim Orba.

"Buat saya lucu. Yang saya pertanyakan kepada temen-temen 98 yang ikut menjatuhkan Soeharto (almarhum) kemana?" tukasnya.

Saya, kata Iskandarsyah, "Ada di lapangan; Saya digempur di Polda sama polisi-polisi. Saya digempur tentara. Saya ada di sebelum peristiwa 27 Juli, DPP Diponegoro diserang, peristiwa Gambir, peristiwa depan KPU-mahasiswa yang nabrak tentara, peristiwa Semanggi 1, Semanggi 2, saya ada di situ,".

Kenangan Iskandasyah pada masa-masa kelahiran era Reformasi itu, juga berbuntut pada pencatutan politisi-politisi anyar yang turut berkontestasi di Pemilu 2019 mendatang. "Grace Natalie, nggak ada. Rian Ernest, nggak ada. Tsamara, nggak ada. Mereka nggak ada,".

Iskandarsyah melanjutkan, dirinya tak menuding penggerak kebangkitan Orba di Pemilu 2019, berada di salah satu kubu pasangan calon (Paslon) Pilpres 2019. Namun kehadiran Berkarya di kubu Prabowo, menjadi catatan baginya. "Tapi Pak Prabowo kan belum tentu kayak Pak Harto," kata Iskandarsyah.

Selain menyebut nama Partai Berkarya pimpinan Tommy Soeharto, Iskandarsyah juga menyebut putri mendiang presiden ke-2 RI itu, Titiek Soeharto. Iskandarsyah, menyoal perbandingan korupsi era Orba dengan era Reformasi.

"Kalau Titiek Soeharto bilang, 'Zamannya Pak Harto nggak ada korupsi kayak sekarang gini,', Oooo zaman dulu nggak ada media, nggak ada medsos. Kalau ada, Pak Harto dulu yang nyemplung. Nggak mungkin menteri-menterinya, orang biangnya dia (Pak Harto, red) kok! Jangan samain kaya sekarang," katanya.

Hal yang paling penting diwaspadai publik soal Orba, menurut Iskandarsyah, adalah kepemimpinan yang otoriter, anti dikritik-alergi dikritik.***