PEKANBARU, GORIAU.COM - Indikasi keterlibatan oknum anggota polisi dalam sindikat perampokan antar-provinsi dibantah oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau. Penegak hukum tidak menemukan alat bukti yang mengarah pada dugaan itu.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau DTM. Silitonga kepada wartawan di Pekanbaru, Senin (4/11/2013), mengatakan, bukti-bukti dan keterangan lima pelaku tidak ada yang mengarah pada dugaan keterlibatan oknum di dalamnya.

Polda Riau sebelumnya berhasil membongkar sindikat perampokan menggunakan senjata api yang menjalankan aksinya di beberapa provinsi di Sumatera. Ada lima tersangka yang berhasil diamankan, mereka adalah DR, TP, HJ, dan TO serta HB.

Silitonga mengatakan, kelima tersangka itu diduga terlibat sedikitnya delapan kasus perampokan yang sebagian besar tempat kejadiannya berada di Pekanbaru dan sejumlah wilayah lainnya di luar Riau. "Salah satu TKP (Tempat Kejadian Perkara) untuk di luar Riau yakni di Bangka Belitung. Itu terungkap dari pengakuan tersangka saat diinterogasi petugas," katanya.

Terakhir, demikian Silitonga, kawanan penjahat itu beraksi dengan membobol bengkel Leo Otomotif di Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru tepatnya pada Jumat (13/9) dini hari.

Para penjahat itu menyatroni bengkel dengan membawa senjata api, linggis dan kampak dan sempat menyekap dua petugas keamanan bengkel yang berjaga waktu itu. "Awalnya sempat ada indikasi-indikasi kalau ada oknum anggota yang terlibat di dalamnya. Namun ternyata tidak ada pengakuan itu keluar dari mulut para tersangka ini," katanya.

Sementara itu, demikian Silitonga, barang bukti pistol jenis air soft gun buatan Taiwan yang diamankan didapat pelaku TO dari seseorang warga sipil yang berdomisi di Jakarta. "Sedang kami lacak keberadaan tersangka itu. Pendalaman kasus ini masih terus dilakukan untuk menemukan fakta-fakta baru termasuk dugaan adanya jaringan peredaran gelap senjata api," katanya.(fzr)