PEKANBARU - Seorang oknum guru Sekolah Dasar (SD) yang mengajar di Kecamatan Rambah, Kabupaten Rohul Provinsi Riau berinisial AR, terpaksa diamankan polisi, setelah diduga melakukan pelecehan seksual kepada murid-muridnya.

Pria berumur 52 tahun ini pun harus berurusan dengan hukum atas kelakuannya. Kepada polisi, AR mengaku melakukan perbuatan tercela karena iseng. Bukan satu murid saja korbannya, namun lima orang. Apakah masih ada korban lainnya, masih didalami aparat berwajib.

Kapolres Rohul AKBP Yusup Rahmanto melalui Kasat Reskrim AKP Harry Avianto, Senin (29/1/2018) malam menuturkan, AR diamankan beberapa hari lalu oleh Piket Reskrim gabungan dengan anggota PPA, di daerah Pasar Lama, Kelurahan Pasirpengaraian, Kecamatan Rambah.

Terungkapnya perbuatan Pegawai Negeri Sipil (PNS/ASN) ini setelah korban yang tak lain muridnya sendiri 'buka mulut' dan menceritakan perbuatan yang diduga dilakukan AR. Usut punya usut, ternyata ada sekitar lima orang murid yang mengalami pelecehan seksual.

Para korban ini ada yang duduk di bangku kelas 5 hingga 6 Sekolah Dasar (SD), tempat pelaku berdinas, dengan usia rata-rata korban antara 11 dan 12 tahun. "Perbuatan itu terjadi pada November 2017 hingga Januari 2018," sebut AKP Harry Avianto kepada GoRiau.com.

Diceritakan, saat itu salah seorang korbannya yang tengah mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas tiba-tiba digerayangi oleh AR. Perbuatan ini awalnya sebatas merangkul bahu si murid, tapi lama-lama tangan oknum guru 'nakal' ini mengarah ke bagian (Maaf) vital.

Mendapat perlakuan itu, si murid spontan melawan dengan menepis tangan oknum guru tersebut. Lantas AR pun pergi. Rupa-rupanya, hal yang sama juga dialami empat orang murid lainnya, dalam rentang waktu hingga Bulan Januari 2018. Artinya, masih baru-baru ini dilakukan.

Mengetahui perbuatan si oknum guru, masyarakat pun sempat berkumpul di daerah Lenggopon. Mereka saat itu hendak mencari dan menghakimi AR, yang diduga sudah melakukan pelecehan seksual terhadap murid-muridnya. Untung saja polisi cepat tahu dan mengambil langkah.

"Tim kita langsung menuju lokasi, dan setibanya di sana, memang sudah ada sekumpulan massa. Kita lakukan upaya peredaman dengan memberi pengertian, bahwa perkara tersebut akan ditangani oleh kepolisian. Hari itu juga kita cari dan berhasil menemukan terduga pelaku," lanjutnya.

Pasca diamankannya AR, polisi juga sudah memeriksa keterangan sejumlah saksi dan berkoordinasi dengan P2TP2A. Kata Harry, alasan si oknum berbuat demikian karena iseng semata. Pihaknya pun masih mendalami, apakah ada korban lainnya, selain dari lima murid ini. ***