"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya," (QS. Al Ahzab:33)

Kasus pandemic Covid-19, yang saat ini terjadi merupakan hal yang sangat berpengaruh kepada seluruh umat dunia belahan manapun, hal ini menunjukan betapa besarnya cobaan yang Allah SWT berikan kepada manusia ini  sehingga membuat dan membatasi segala aspek kehidupan yang ada. Seperti yang saat ini diketahui manusia adalah hamba yang dhaif (lemah) yang senantiasa harus berserah diri dan menyerahkan kewujudan penghambaan kepada Ilahi Robbi.

Perwujudan ke dhaifan inilah yang senantiasa membuat manusia harus mawas diri dalam melangkah dan menjalani tangga-tangga kehidupan. Bukan hanya menikmati kesenangan dan nikmat saja, namun sering kali manusia tidak siap tatkala Allah swt melimpahkan ujian dan cobaan. Ada manusia yang berkeluh kesah, menggerutu, hingga berprasangka buruk kepadaNya, Naudzubillah. Terlepas dari itu semua, banyak pula yang bersyukur  mendapat ujian dariNya, seraya bertawakkal bahwa dibalik kepahitan ujian, Tuhan sedang menaikkan derajat hambaNya. Dengan inilah Tuhan menegur hamba yang disayangNya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Siapa yang bisa menerka kalau ujian dan cobaan itu tiba-tiba datang menimpa diri kita. Sama seperti halnya kasus wabah covid ini perlu setidaknya kita mengambil hikmah dari apa yang kita alami selama di dunia ini hanya sementara dan milik allah. Dan mengingat kan kita bahwasanya adanya pecipta alam yang ingin kita mengingat nya atau pun beribadah kepadanya.

Fenomena Covid-19 mengingatkan kepada kita, bahwa sekali lagi, rotasi kehidupan dan apa yang akan terjadi, sepenuhnya menjadi pengetahuan Allah swt. Bahkan, sekelas dan secanggih alat apapun yang telah dan akan dibuat manusia tidak akan dapat menandingi segala kedigdayaan Allah swt.  Perlu digaris bawahi dan menjadi bahan tafakur (perenungan) untuk kita bersama bahwa sebenarnya yang merupakan teguran hanya dilakukan beberapa kali dalam waktu tertentu. Yakinlah bahwa di balik suatu peristiwa pasti ada hikmahnya, begitupula dengan apa-apa yang melanda Negeri kita. Hakikat kerusakan bencana adalah ketika hak Allah terhadap hamba mulai memudar. Manusia menyimpang dari fitrah dan tauhid. Hukum Allah sekedar lembaran yang disimpan rapi di dalam lemari. Itulah hakikat kerusakan dan bencana, karena jika sebaliknya yang terjadi, maka yang ada adalah rasa aman dan damai dengan kehidupan yang Islami.Allah swt berfirman : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad : 22-23).

Tidak hanya itu saja, sejatinya apapun bentuk bencananya, Allah swt yang mengaturnya. Semuanya itu sekali lagi sebagai bentuk peringatan kepada umat manusia agar senantiasa semakin takut dan bertaqwa kepadaNya.  Untuk itu ayat yang di awal di sampaikan penulis menjadi renungan untuk kita semua akaan bencana dari Allah swt. Menarik memang bila mengkaji bagaimana keadaan umat dalam menerima bencana yang diturunkan oleh Allah swt. Dalam hal ini, bila penulis memperhatikan bahwa saat terjadinya wabah virus corona di mana-mana. Hal inilah yang menyebabkan penulis secara sederhana mempelajari dan mentafakuri bahwa ada kaitannya dengan ayat ayat Allah swt dan merupakan ada hikmah nya di balik semua ini .

Akhirnya, sekali lagi marilah kita mentafakuri hikmah dari wabah Covid-19 ini , salah satunya berupa ujian dan cobaan dengan senantiasa semakin mendekatkan diri kepadaNya, sebab Dia lah Yang Maha Kuasa mengatur gerak dan skenario alam raya ini. Sebagai hambaNya kita hanyalah makhluk yang lemah dan senantuiasa harus selalu berharap, bahwa kita merasa yakin, ujian dan cobaan adalah cara terbaik Allah swt, menjadikan diri kita sebagai umat yang kuat, dan menjadi umat penebar kebaikan dan rahmatan lil alamiin bagi sleuruh alam raya. Semoga ada manfaatnya. Wallahu ‘Alam. ***

* Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Riau