TELUKKUANTAN - Jernang merupakan tumbuhan merambat sejenis rotan. Di Riau, tanaman jernang hanya ada di kawasan hutan lindung Bukit Betabuh yang secara administratif berada di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.

Menurut Abriman, Kepala UPT KPH Singingi, jernang merupakan tanaman endemik Kuansing. Tanaman ini menghasilkan semacam getah yang menutupi buahnya. Getah atau resinnya berwarna merah. Karena itu, masyarakat luar mengenal resin ini dengan sebutan dragon blood.

"Jadi, resin dari jernang ini yang mahal, warnanya merah dan mirip seperti damar atau kemenyan. Harganya mencapai Rp4,8 juta per kilogram-nya," ujar Abriman, Rabu (27/1/2021) di Telukkuantan.

Selain resin, buah jernang yang diolah menjadi bubuk juga laku di pasaran. Harganya tergantung kadar resinnya. Jika kadar resinnya bagus, maka harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

"Memang belum banyak masyarakat yang tahu dengan jernang ini. Kegunaannya banyak, mulai bahan pewarna, kosmetik bahkan bagi masyarakat setempat untuk obat diare," terang Abriman.

GoRiau Hendrianto, Ketua KTH Bukit Hi
Hendrianto, Ketua KTH Bukit Hijau berdiri di dekat jernang sembari memperlihatkan buahnya. (foto: wirman susandi)

Di Kuansing, tepatnya di Kecamatan Kuantan Mudik, masyarakat sudah melakukan budidaya jernang sejak tahun 2016. Salah satunya Kelompok Tani Hutan (KTH) Bukit Hijau di Desa Airbuluh. Mereka melakukan pelestarian hutan dengan menanam jernang di hutan lindung Bukit Betabuh.

Ketersediaan bibit jernang masih kurang. Sebab, KTH dibawah binaan Yayasan Hutanriau baru melakukan pengembangan beberapa tahun terakhir. Selama ini, KTH melakukan pencarian anakan di hutan.

Saat ini, harga bibit jernang mencapai Rp75 ribu per batang.

"Untuk pemasaran, memang masuk ke pasar gelap. Sebab, sampai saat ini belum jelas pangsa pasarnya. Tapi, selama ini jernang selalu diburu oleh toke dari berbagai provinsi. Ada dari Sumbar dan Medan," ujar Abriman.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Riau, Makmun Marod melihat potensi jernang sangat bagus. Terlebih, resinnya sebagai produk ekspor.

"Khusus untuk pemasaran, nanti kami akan koordinasi dengan pemerintah pusat," tegas Murod.

Di sisi lain, Pemprov Riau akan memikirkan bagaimana membangun hilirisasi dari jernang. Sehingga, harga jernang semakin bagus dan masyarakat yang menjaga hutan semakin sejahtera.***