JAKARTA - Mantan lifter nasional, Sandow Weldemar Nasution sudah lama tak terlihat. Keberadaan peraih perak Kejuaran Angkat Besi Asia di Tai’ An, China 2007 sudah berada di Ausie, Australia sejak 2016 diketahui lewat sang ayah yang juga mantan pelatih angkat besi nasional, Sori Enda Nasution.

Ternyata lifter antik yang menghiasi lehernya dengan tato ini terdampar di negeri Kangguru karena menikah dengan mantan atlet bulutangkis PB Jaya Raya, Cheryl Abby yang tinggal di Australia setelah pisah dengan mantan petembak nasional, Maxima Rizado.

"Ya, saya menikah lagi dengan Cheryl Abby setelah pisah dengan yang pertama. Saya sih sudah lama kenal dengannya saat menghuni PPLP bulutangkis Ragunan. Dan, cinta itu lah yang membawa saya sampai ke Negeri Kangguru," kata Sandow Weldemar Nasution yang dihubungi melalui WhatsApp, pekan lalu.

Dari hasil pernikahan dengan Cheryl Abby, Sandow mendapatkan dua putri dan satu putra. Yakni, Sabriella Jaime Talita Nasution (5 tahun), Sabrian Soeltan Djaboengsoe Nasution (3 tahun) dan Sabria Shaqueena Adhiva Nasution (2 tahun). Sedangkan dari perkawinannya dengan Maxima, Sandow mendapatkan seorang anak, Sabrio Haedar Mengga Nasution (9 tahun).

Penghobi sepeda BMX ini memilih tinggal di Australia dan melepaskan statusnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bogor. "Ya, saya terpaksa melepas PNS karena ingin dekat dengan keluarga," katanya.

Sejak bertolak ke Australia, Sandow tak pernah kembali ke Indonesia. Dan, dia sudah mendapatkan permanent residence seperti istrinya yang bekerja di Theme Park Movie World. Kini, dia sedang mendalami bahasa Inggris di Tafe Quensland semacam lembaga kursus keahlian yang difasilitasi pemerintah Australia seperti tenaga mekanik, guru, perawat dan lain-lain.

"Setelah mendapatkan sertifikat dari Tafe Quensland, saya baru melamar pekerjaan untuk merajut masa depan yang lebih baik," jelas Sandow yang rutin bermain sepeda saat liburan bersama teman-temannya yang juga penggila BMX di Australia.

Kenapa tidak menjadi pelatih angkat besi saja di Australia?,"Ada sih keinginan menjadi pelatih apalagi saya sudah mendapatkan sertifikat pelatih dari federasi angkat besi Australia," jawab Sandow yang juga sedang mempersiapkan diri untuk tampil pada Kejuaraan Angkat Besi Veteran, Oktober mendatang.

Ada perubahan yang drastis dalam diri Sandow. Penampilannya pun sudah klimis tanpa menggunakan anting di hidung dan telinga. Alasannya, takut kalau ketiga anaknya jahil. "Sudah saya copot semuanya. Takut anak-anak iseng narik anting waktu lagi tidur," akunya sembari tertawa.

Bersama Keluarga

Saat ditanya ada apakah ada keinginan untuk menjadi warga negara Australia, Sandow menjawab,"Belum terpikirkan. Sampai saat ini, saya dan istri masih tetap menjadi warga negara Indonesia."

Meski sudah empat tahun tidak pernah pulang ke Indonesia, Sandow Weldemar tetap menjalin komunikasi dengan kedua orang tuanya. Bahkan, peraih tiga medali emas SEA Games ini sempat melontarkan keinginannya untuk memperkuat Tim Angkat Besi Papua di PON 2021.

"Tadinya, Sandow mau tetap menjadi atlet untuk memperkuat Tim Angkat Besi PON Papua tetapi saya larang karena dia harus meninggalkan keluarga di Australia. Saya hanya bilang lebih baik tetap berada di tengah keluarga toh bisa bekerja dengan penghasilan cukup lumayan di sana," kata Sori Enda Nasution yang berada di Tebing Tinggi, Sumatera Utara (Sumut) menangani Tim Angkat Besi Sumut yang akan diterjunkan pada PON Papua 2021 saat dihubungi lewat telepon selular.

Sebagai orang tua, Sori Enda Nasution mengaku senang dengan keputusan Sandow Weldemar yang ingin merajut masa depan di Negeri Kangguru. "Kalau itu untuk kebaikannya dan keluarga tidak ada masalah. Lagi pula di Australia kan cukup bagus buat pendidikan anak-anaknya," kata Sori Enda.

BIO DATA

Nama : Sandow Weldemar Nasution

Lahir : Jakarta, 25 Maret 1981

Prestasi:- Emas angkat besi kelas 85 kg putra SEA Games Filipina (2005)- Emas angkat besi kelas 77 kg putra SEA Games Muangthai (2007)- Perak kelas 77 kg putra Kejuaraan Angkat Besi Asia, Taiwan (2007). ***