SETIDAKNYA,  ada dua makna di balik wacana "mungkin hidup bertahun-tahun (yang relatif tanpa batas waktu) dengan masker".

Pertama, berakhirnya periode pemerintahan yang berkuasa, baik yang sekarang maupun yang akan datang, tidak menjamin bahwa kasus Covid-19 bisa tertangani dengan tuntas.

Karena itu, muncul pertanyaan kritis, apakah wacana tersebut mampu menumbuhkan optimisme atau malah sebaliknya dari publik terhadap penanganan
Covid-19 oleh para penanggungjawab yang ditugaskan oleh Presiden.

Untuk itu, pilihan diksi menjadi peting dalam seluruh rangkaian narasi dari seorang pejabat publik atau komunikator komunikasi publik. Sebab, kata atau diksi itu punya power membentuk persepsi dan atau makna di peta kognisi setiap khalayak membentuk perilaku individu dan kolekrif.

Kedua, implementasi Strategi Komunikasi menjadi SOLUSI tak terbantahkan menangani Covid-19 (hal ini sudah berkali-kali saya sampaikan di ruang publik), karena menyangkut kesadaran segala hal tentang masker, sikap dan rasa nyaman terhadap penggunaan masker serta perilaku masyarakat mengenakan masker itu sendiri.***

Penulis: Emrus Sihombing, Komunikolog Indonesia.