PEKANBARU Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru memberangkatkan warga negara Mesir, Tarek Ashour Mostafa Abdelaty, ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Jumat pagi (15/2), pukul 08.00 WIB. Selanjutnya, dari Bandara Soetta, Tarek dideportasi ke Mesir.

Dikutip dari Republika.co.id, Kepala Rudenim Pekanbaru, Junior Sigalingging, mengatakan, Tarik Ashour dideportasi karena Pemerintah Indonesia karena terlunta-lunta dan mengemis di Pekanbaru, Riau.

''Alasan deportasi karena dia selama di Indonesia luntang-lantung dan malah meminta-minta uang ke orang,'' kata Junior Sigalingging di Pekanbaru, Jumat (15/2).

Saat diberagkatkan dari Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru ke Bandara Sotta Tarek Ashour hanya membawa kantong plastik warna putih berisi sehelai baju.

Pihak Rudenim Pekanbaru memberikan pakaian Muslim kepada Tarek agar terlihat lebih rapi saat dideportasi.

Junior mengatakan. Tarek diberangkatkan ke Bandara Soetta Jumat pagi menggunakan pesawat Batik Air. Dia akan diinapkan semalam di ruang Detensi Imigrasi Bandara Soetta. Sebab, pesawat yang akan menerbangkan Tarek ke Mesir, dijadwalkan pada Sabtu (16/2).

Junior menjelaskan, Tarek masuk ke Indonesia melalui Kota Dumai pada September 2018 sebagai turis, memanfaatkan kebijakan bebas visa. Pada paspornya, Tarik tercatat lahir di Giza, tanggal 15 Agustus 1970.

''Dia lalu ke Pekanbaru dan aktivitasnya luntang-lantung saja,'' kata Junior.

Tarek sempat mencoba menyeberang ke Malaysia dari Dumai pada November tahun lalu, namun ditolak oleh Imigrasi Malaysia dan diperintahkan kembali ke Indonesia melalui Dumai.

Akhirnya, Imigrasi Dumai menahannya dan dipindahkan ke Rudenim Pekanbaru pada Desember 2018 untuk proses deportasi.

Junior mengatakan proses deportasi cukup memakan waktu lama karena Kedutaan Besar Mesir untuk Indonesia awalnya menolak membiayai deportasi Tarek.

Akhirnya, Pemerintah Indonesia menyanggupi membelikan tiket pesawat dari Pekanbaru ke Bandara Soekarno-Hatta untuk Tarek, dan tiket pesawat selanjutnya dibiayai Pemerintah Mesir.

''Jadi dia sudah dua bulan lebih di Rudemin Pekanbaru karena perwakilan Mesir awalnya cuek saja,'' ujar Junior Sigalingging. ***