PRETORIA -- Gosiame Sithole (37), wanita asal Pretoria, Afrika Selatan, melahirkan bayi kembar 10 pada Senin (7/6/2021). Padahal, hasil pemeriksaan sebelumnya jumlah bayi yang dikandungnya tidak sebanyak itu.

Gosiame memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang Halima Cisse. Perempuan asal Maroko itu melahirkan bayi kembar 9 pada bulan lalu.

Dikutip dari Inews.id, Gosiame terkejut di perutnya ada 10 bayi, padahal hasil pemeriksaan sebelumnya tak sebanyak itu. Dia melahirkan tujuh bayi laki-laki dan tiga perempuan melalui operasi Caesar di usia kandungan 29 pekan.

''Dia hamil 7 bulan 7 hari. Saya senang, emosional. Saya tidak bisa banyak bicara,'' kata sang suami, Teboho Tsoetsi, kepada Pretoria News, seperti dikutip dari The Sun, Selasa (8/6/2021).

Dengan persalinan ini, Gosiame dan Teboho kini memiliki 12 anak. Sebelumnya mereka juga memiliki anak kembar yang kini berusia 6 tahun.

Dalam wawancara sebelum persalinan, yakni pada Mei, di rumah mereka di Tembisa, Gosiame mengatakan terkejut ketika dokter pada suatu kesempatan mengatakan di rahimnya ada enam bayi.

Namun dalam pemeriksaan di kemudian hari, dokter meralat pernyataan sebelumnya. Di rahim Gosiame ternyata ada delapan.

''Saya tidak percaya, saya meragukannya. Saya yakin ini akan bayi kembar dua atau tiga, tidak lebih dari itu. Ketika dokter memberi tahu, saya butuh waktu untuk memercayainya. Ketika saya melihat hasil pemindaian saya tidak percaya,'' ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, Gosiame bisa menerima kenyataan itu. 

Setelah itu dia mulai khawatir, apakah anak-anaknya akan selamat sampai persalinan. Meski demikian dia berusaha mengubur perasaan itu dan meyakinkan diri, anak-anaknya akan lahir dengan selamat.

''Saya bertanya pada diri sendiri. Dokter meyakinkan bahwa rahim saya mulai membesar di dalam. Tuhan membuat keajaiban dan anak-anak saya tinggal di dalam rahim tanpa komplikasi,'' tuturnya.

Hingga pada persalinan, jumlah bayi yang berada di rahimnya ternyata 10. Semua lahir dalam kondisi baik namun tetap harus diinkubasi selama beberapa hari, bahkan mungkin beberapa pekan.

Seorang profesor dari Universitas Ilmu Kesehatan Sefako Makgatho, Dini Mawela, mengatakan kasus ini jarang terjadi dan biasanya disebabkan oleh perawatan kesuburan.

''Ini situasi cukup unik. Saya tidak tahu seberapa sering ini terjadi. (Kehamilan) Ini sangat berisiko tinggi. Bahaya karena tidak ada cukup ruang di rahim untuk bayi-bayi. Kecenderungannya adalah mereka akan menjadi kecil,'' ujarnya.***