PEKANBARU - Persoalan sulitnya mendapatkan air bersih lagi-lagi diterima oleh wakil rakyat di DPRD Riau. Kali ini, keluhan tersebut disampaikan kepada Anggota DPRD Riau Dapil Dumai, Bengkalis dsn Kepulauan Meranti, Sunaryo.

Dikatakan Mantan Wakil Wali Kota Dumai ini, persoalan ini sudah menjadi keluhan masyarakat sejak dari dahulu, namun sampai hari ini belum juga mampu dituntaskan oleh pemerintah.

Kebutuhan masyarakat, khususnya untuk air minum, lanjut Politisi PAN ini, tentunya sangat mendesak sehingga diperlukan kerjasama sharing budget antar kabupaten dan provinsi untuk pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Durolis harus segera digesa.

"Kemarin itu ada kerjasama sharing budget dengan pemerintah provinsi, Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir untuk pembangunan SPAM Durolis, tapi sampai hari ini pembangunannya belum maksimal," ujarnya, Sabtu (18/9/2021).

Sejauh ini SPAM durolis tengah berjalan, dan progress pembangunannya sudah mencapai 35 persen belum juga dapat dimaksimalkan, Sunaryo berharap pembangunannya dapat ditindaklanjuti.

"Ini kita lihat hari ini belum maksimal, saya tidak tahu persis. Tapi kita minta pak Gubernur fasilitasi kembali lah, karena ini kepentingan bersama Dumai, Bengkalis, Rohil," tegasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Riau, Hardianto, mengakui, dalam reses yang dilaksanakannya di beberapa tempat di Duri, masyarakat masih mengeluhkan akses air bersih.

"Mandau itu kan dibawahnya minyak, kan tidak bisa dibor. Kalau kita bor dangkal, airnya tak jumpai di bor, kalau di bor dalam, yang keluar minyak. Hampir sebagian masyarakat mengeluh air bersih. Ini harus jadi perhatian," ujar Hardianto, Minggu (5/9/2021).

Guna memenuhi kebutuhan air bersih ini, jelas Hardianto, masyarakat harus membeli air. Hanya saja, dengan kondisi ekonomi yang menurun akibat pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang merasakan beratnya pembelian air ini.

Hardianto mengatakan, ketika dirinya menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPRD Riau di periode 2014-2019 lalu, pernah dianggarkan dana untuk memenuhi kewajiban sharing budget pembangunan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Regional II Dumai Rokan Hilir dan Bengkalis (Durolis).

"Saya ingat dulu anggarannya di kisaran Rp 60-80 Milyar, di pembangunan SPAM itu ada kewajiban pusat, provinsi dan kabupaten. Untuk provinsi sudah kita anggarkan dulu di tahun 2017. Kalau kita lihat sekarang, pipa sudah ada, tapi jangankan jalan airnya, menetes pun tidak," ujarnya

Padahal, lanjutnya, proyek yang merupakan kesepakatan antara tiga kabupaten/kota ini ditargetkan sudah mengalir pada akhir tahun 2019. Hardianto sendiri tidak lagi memonitor karena dia sudah mengundurkan diri di tahun 2018.

"Kalau SPAM Regional II Durolis ini bisa mengaliri air bersih, persoalan air bersih di Mandau bisa clear, karena sumber airnya jelas, dari sungai Rokan," tutupnya. ***