JAKARTA - Calon ketua umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, menarik diri dari Kongres Pemilihan 2 November. Kasus ini sampai-sampai melibatkan Menpora Zainudin Amali.

La Nyalla merupakan satu dari 11 calon ketum PSSI yang akan berjuang dalam kongres pemilihan Ketum, Caketum, Komite Eksekutif PSSI periode 2019-2023.

Namun, secara mengejutkan juga, La Nyalla, yang pernah menjadi ketum PSSI itu, menarik diri jika kongres pemilihan tak dilakukan pada Januari 2020. Keputusan diambil sepekan menjelang kongres digelar.

Ketua DPP itu tak setuju jika kongres digelar 2 November karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Sebelumnya, kongres djadwalkan 25 Januari 2020, kemudian diubah lantaran permintaan sebagian voter untuk dipercepat pada Kongres Luar Biasa di Ancol.

Situasi itu pun ditakuti bisa bikin kongres 2 November bermasalah. Hal ini lah yang diantisipasi calon ketua umum lain, Vijay Fitriyasa dan Fary Francis. Mereka mengadukan itu kepada Menpora Zainudin Amali. Mereka ditemani anggota Komite Eksekutif PSSI, Refrizal.

"Bapak La Nyalla kan sudah buat statment menolak ikut Kongres 2 November, menarik diri lah, karena dianggap tidak sesuai dengan arahan FIFA yang menginginkan Januari (2020). Sementara PSSI kan berargumentasi FIFA sudah oke walaupun tidak ada latter head atas persetujuan FIFA itu, hanya reply email-nya Tisha (sekretaris Jenderal ) saja," Vijay seperti dilansir GoNews.co dari Detik.com, Senin (28/10/2019).

"Bahwa FIFA akan mengirim observer tapi sekaligus mempertanyakan legitimasi voternya, karena kan kompetisi masih berlangsung. Ini voternya yang mana, FIFA menanyakan. Jadi atas dasar itu, Pak Nyalla menganggap bahwa kongres November ini tidak legitimate, dan sepertinya beliau akan menggugat nanti. Itu yang dikhawatirkan," dia menjelaskan.

Maka itu, kata Vijaya, dia bersama caketum lain menemui Menpora Zainudin untuk memfasilitasi agar persoalan ini bisa dicari jalan keluar.

Vijaya khawatir hasil kongres dan prosesnya justru merusak nama Indonesia. Bukan tidak mungkin, FIFA menarik penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.

"Makanya kita ketemu Menpora minta supaya Menpora ini memfasilitasi pihak-pihak yang bersiteru soal jadwal Kongres ini,"

"Ini ada momentum Piala Dunia U20 di 2021, dan kita harus menyelamatkan itu. Jangan sampai gara-gara PSSI kisruh, kemudian batal kita," tegas dia.

"Saya maunya kita ambil jalan tengah lah, win-win solution. Masing-masing pihak menahan diri, kita semua pihak itu mengenyampingkan ego masing-masing dan kita bicara untuk kepentingan nasional," pungkasnya.***