JAKARTA - Kehadiran Badan Standardisasi dan Akrediatasi Nasional Keolahragaan (BSANK) bukan hanya mendapat dukungan dari induk-induk organisasi olahraga (PB/PP) dan kalangan akademisi tetapi juga Presiden Asosiasi Sepak Takraw Asia (Astaf). Bahkan, PB/PP mengaku telah merasakan manfaat setelah terakreditasi BSANK dalam meningkatkan prestasi olahraga Indonesia ke depan.

Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) pimpinan Jenderal TNI (Purn) Wiranto melalui surat tertulis yang ditandatangani Sekjen PB PBSI, Achmad Budiarto menjelaskan dalam testimoni pihaknya mendukung keberadaan BSANK dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga bulutangkis.

"Kami mendukung penuh keberadaan BSANK sebagai pemenuhan amanat Undang Undang Sistem Keolahragaan Nasional (UU SKN) Nomor 3 tahun 2005 an PP Nomor 16 tahun 2007 tentang penyelenggaraan keolahragaan nasional sebagai bagian peningkatan prestasi olahraga," katanya.

Setelah terakreditasi BSANK, kata Achmad Budiarto, PBSI bukan hanya merasa dihargai tetapi lebih terpicu untuk menjalankan organisasi menjadi lebih baik. Bahkan, katanya, PB PBSI akan berusaha meningkatkan kualifikasi dari akreditasi B yang mereka dapatkan ke akreditasi A. "Keberadaan BSANK menjadikan kami selaku pelaksana organisasi mengetahui apa yang menjadi kekurangan dan kelemahan di dalam organisasi," katanya.

Dukungan juga datang dari Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) pimpinan Prabowo Subianto, Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) yang dipimpin Airlangga Hartarto, dan Pengurus Pusat Indonesia Jetsport Boating Association (PP IJBA).

Yang lebih mengejutkan, keberadaan BSANK mendapat perhatian khusus dari Presiden Federasi Sepak Takraw Asia (Astaf), Abdul Halim Kader. "Keberadaan BSANK sangat membantu Pengurus Besar Persatuan Sepak Takraw (PSTI). Dan, kami juga siap bekerja sama dalam bentuk modul-modul kepelatihan yang terakreditasi sesuai dengan standar federasi internasional," katanya.

Dari kalangan akademisi disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Johansyah Lubis mengatakan pihaknya siap memberikan penguatan bagi BSANK sebagai mitra strategis FIO UNJ dalam menerapkan Standarisasi, Akreditasi dan Sertifikasi (SAS) Keolahragaan untuk menjaga dan mengembangkan kualitas kolahragaan di Indonesia.

Menurut Johansyah Lubis, kerjasama FIO dengan BSANK terjadi dalam ruang lingkup yang menghasilkan sarjana olahraga yang berkompetensi dalam bidang olahraga serta praktisi olahraga di seluruh Indonesia melalui Lembaga Gugus Penjaminan Mutu (GPJM) Fakultas Ilmu Olahraga dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperoleh sertifikat kompetensi sebagai pendamping ijazah.

Dukungan juga datang dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Cenderawasih Jayapura, Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia (Apkori). Bahkan, Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan Sains Olahgraga Indonsia (LSKTK), Perkumpulan Terapis Olahraga Indonesia (TPOI) dan pengelola Jakabaring Sport City pun ikut memberikan dukungan melalui testimoninya.

Ketua BSANK, Prof Hari Amirullah Rachman yang dihubungi secara terpisah, Rabu (12/8/202) malam mengucapkan terimakasih atas testimoni yang telah diberikan PB/PP, Akademisi, hingga Presiden Astaf dalam mewujudkan misi BSANK untuk menegakkan pondasi olahraga Indonesia yang kokoh menghadapi persaingan ke depan.

"Tanpa, tenaga keolahragaan yang mumpuni dan terakreditasi maka akan sulit mewujudkan keinginan Indonesia meraih prestasi pada saat menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Makanya, BSANK hadir untuk menyiapkan pondasi olahraga yang kokoh dalam upaya mendorong prestasi atlet Indonesia menuju kancah dunia," tegasnya. ***