PEKANBARU - Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dan Kasi Pembauran Kemendagri, Rakhmad Rahadian, SIp beserta sejumlah pembicara lain tampil dalam  Seminar Penguatan Organisasi Forum Pembauran Kebangsaan (FPK)  Riau di Hotel Furaya Pekanbaru, Kamis (28/11).

Irjen Pol Agung dan Rakhmad tampil pada sesi pertama dengan moderator budayawan dan dosen UIR, Fakhrunnas MA Jabbar.

Sedangkan pada sesi kedua tampil pula dua pembicara masing-masing Ir AZ Fachri Yasin, M.Ag (akademisi, Ketua FPK Riau) dan Dr. Hinsatopa Simatupang  dengan moderator Sri Petri Haryanti (Kesbangpol Riau).

Seminar yang dibuka oleh Gubernur Riau diwakili Kaban Kesbangpol Riau, Dr Chairul Rizki diikuti oleh sekitar 300-an peserta yang berasal dari 42 Paguyuban dan utusan FPK Kabupaten/Kota se Riau. Kaban Kesbangpol dalam pengarahannya mengatakan keberadaan FPK sangat  strategis dalam merajut hubungan antaretnik dalam masyarakat di Riau yang sangat majemuk.

Tampak hadir, selain  Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dan Kaban Kesbangpolinmas juga Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Riau, Ketua Dewan Penasehat FPK Riau yang juga Ketua majelis Kerapatan Adat LAMR, Datuk Seri Al Azhar, Pengurus FPK Riau, Pengurus FPK Kabupaten/Kota se Riau sertap pimpinan Paguyuban yang tergabung di FPK Provinsi Riau.

Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dalam pemarannya mengungkapkan arti penting keberadaan FPK dalam ikut menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat yang beragam dengan semangat pluralitas dan penuh toleransi.

Kapolda yang baru bertugas selama dua  bulan di Riau ini banyak menceritakan kondisi Riau yang secara ekonomi kurang menggembirakan dalam hal tingkat pertumbuhan yang hanya 2,7 persen dibandingkan pertumbuhan nasional 5,1 persen dan penerimaan pajak terendah di Sumatera. Padahal kekayaan SDA Riau luar biasa berupa migas dan bahan tambang lainnya serta perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia.

Sementara Rakhmad Rahadian, putra Melayu kelahiran Tembilahan ini  banyak menceritakan peran Kemendagri dalam usaha pembauran masyarakat lintas etnik  termasuk peran FPK dan  keberadaan paguyuban suku dan etnis di Provinsi Riau. Diharahapkan,  keragamam etnis akan melahirkan energi positif bagi pembangunan di Bumi Lancang Kuning ini.

Sebelumnya, Ketua Penasehat FPK Riau yang juga Ketua majelis Kerapatan Adat LAMR, Datuk Seri Al Azhar, MA menyatakan sikap toleransi penting bagi orang Melayu yang sangat terbuka sejak dulu dan  tak perlu diragukan lagi.

''Bagi orang Melayu Riau, kalau ada perselisihan di antara warga masyarakat biasanya dapat dipahami dan diselesaikan dengan penuh kearifan dengan mengedepankan nilai adat dan budaya.  Ini hanya dipandang sebagai 'bermain adik beradik.' FPK dapat berperan dalam memupuk rasa kebersamaan dalam membabgun tdk ganya birok..legis..tp semya membangun Riau,'' kata Al Azhar.

Ketua FPK Provinsi Riau, AZ Fachri Yasin mengaku bangga dengan suksesnya Seminar yang ditaja FPK Riau. Menurutnya kehadiran pembicara dari Kemendagri RI dan Kapolda Riau menjadi magnet tersendiri sehingga peserta membanjiri acara. Di samping peran besar panitia yang mengkoordinir kegiatan sedemikian rupa, sehingga utusan Paguyuban hadir sesuai yang diinginkan.

Sementara Dr Hinsatopa Simatupang  memaparkan berbagai gagasan dalam penguatan organisasi FPK di tengah kemajemukan masyarakat Riau.

Sebulan sebelumnya, FPK Riau telah menyelenggarakan Seminar Merawat Pembauran Kebangsaan.rls