JAKARTA - Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Azhar menyelenggarakan Jambore Pramuka SD Al-Azhar se Indonesia ke-8 di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur, 6-8 November 2018.

Dalam Unit Pendidikan Al-Azhar, Pramuka tergolong dalam kegiatan intrakurikuler, hal ini sejalan dengan misi YPI Al-Azhar untuk mengembangkan karakter mandiri siswa dengan nuansa keagamaan.

Dari SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta Selatan memberangkatkan 16 siswa putra putri untuk mengikuti kegiatan Jambore Al-Azhar se-Indonesia yang diadakan oleh YPI AL-Azhar.

Tentu ini menjadi sarana strategis bagi sekolah untuk menanamkan nilai kepramukaan bagi siswa, agar siswa sebagai anggota pramuka memahami bahwa hakikat praja muda karana adalah jiwa muda yang berkarya, dengan ini mereka mulai menanamkan pentingnya manfaat dirinya atas sesama dan lingkungannya.

Sejalan dengan hal di atas, memasuki momentum Maulid Nabi, kegiatan pramuka memiliki urgensi tinggi untuk mempersiapkan anak-anak dalam melakukan refleksi atas daya juang Nabi Muhamad dalam berdakwah menyebarkan Islam, dengan berbagai tantangan dan rintangan terus dilakukan dengan keyakinan yang teguh, untuk bermanfaat terhadap umat.

Tidak asing mendengar dan memahami kegiatan pramuka untuk mereka yang lahir sebagai generasi 1970-an dan 1980-an, namun untuk generasi Z yang terpapar aktif dengan interaksi global, pramuka dirasakan sebagai tambahan ekstra kurikuler berupa kegiatan baris berbaris yang sebagian besar aktivitasnya berada di luar ruangan dan bersifat kinestetis, yang tentunya tidak lebih menarik dari berselanjar dan bertarung di dunia maya.

Pramuka dari generasi z, mungkin tidak akrab dengan pengenalan sandi, survival dasar untuk berharmoni dengan alam, tali temali, memasang tenda, mempersiapkan logistik dan menyusun rencana perjalanan, dst. Dari berbagai rangkaian kemampuan tersebut, sejatinya nilai yang ditanamkan adalah pembentukan karakter individu, terutama untuk mengasah soft skill dalam membentuk kedisiplinan, kesigapan, daya juang untuk bertahan di segala medan, dan kepedulian terhadap alam dan sesama.

Tidak dipungkiri bahwa keterpaparan generasi z dengan dunia global telah melalaikan mereka terhadap bentuk nilai dan kemampuan dasar dalam kepramukaan. Padahal, nilai kepramukaan menjadi modal pembentukan karakter anak sejak dini.

Selain itu, kumulasi dampak dari proteksi berlebih dari orang tua atas kegiatan luar ruangan seperti pramuka menjadi salah satu tantangan tersendiri. ***