GAZA -- Jet tempur Israel memborbardir Jalur Gaza pada Rabu (12/5/2021) waktu setempat. Sebanyak 35 warga Palestina wafat akibat serangan brutal pasukan negara Zionis tersebut.

Jet tempur membombardir Jalur Gaza dengan dalih membalas serangan Hamas. Israel juga mengumumkan kondisi darurat pada kota Lod, buntut gesekan antara aparat dengan warga keturunan Arab.

Pemerintah Israel menyatakan, mereka mengerahkan 80 jet tempur ke Jalur Gaza, disokong infanteri dan unit lapis baja.

Dikutip dari Kompas.com yang melansir dari Daily Mirror Selasa (11/5/2021), tank juga dikerahkan ke perbatasan di tengah ketegangan yang begitu intens.

Rekaman pada Selasa menunjukkan kepulan asap hitam pekat muncul dari sebuah gedung 13 lantai, yang dibombardir militer Zionis.

Satu gedung pun kolaps dengan bangunan lainnya rusak parah karena dihujani roket pada Rabu waktu setempat (12/5/2021).

Tel Aviv menyatakan, gedung di kawasan Rimai itu dihuni oleh sejumlah pejabat Hamas, mulai dari intelijen hingga pengembangan militer.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berkilah, mereka sudah memperingatkan penduduk untuk evakuasi sebelum serangan digelar.

Permukiman dan bangunan juga di kawasan Rimai dilaporkan rusak parah, karena digempur pada Rabu pukul 02.00 waktu setempat.

Kementerian Kesehatan Gaza awalnya menyebut 32 orang tewas. Namun tambahan korban diumumkan radio yang berafiliasi dengan Hamas.

Disebutkan total korban 35 orang setelah tiga orang, termasuk perempuan dan anak-anak, terbunuh dalam serangan di apartemen.

Sementara politisi maupun pejabat militer Israel menglaim, mereka membunuh puluhan milisi Hamas.

Menteri Pertahanan Benny Gantz menyatakan, pihaknya melancarkan ratusan serangan hingga bangunan musuh rontok.

Kementerian kesehatan menerangkan dari korban tewas 10 di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, sayap bersenjata Hamas menyatakan mereka menembakkan 210 roket ke Beersheba dan Tel Aviv.

Dinas ambulans Magen david Adom menuturkan, wanita 50 tahun tewas ketika roket tersebut jatuh di Rishon Lezion, pinggiran Tel Aviv.

Kemudian dua korban meninggal lain, semuanya wanita, terjadi dalam serangan roket di Ashkelon.

Utusan PBB untuk Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland di media sosialnya menyerukan agar ketegangan segera dihentikan.

''Ketegangan ini semakin meningkat menuju ancaman perang besar. Semua pemimpin wajib menurunkan konflik,'' tegas Wennesland.

Wennesland berkata, harga yang dibayar Jalur Gaza karena gesekan ini amat besar, dan menyatakan PBB bekerja dengan banyak pihak untuk mencari solusi.

Ketegangan ini terjadi karena kepolisian Israel menyerbu warga Palestina di kawasan Masjid Al-Aqsa, Kota Tua Yerusalem.

Eskalasi ini terjadi jelang pengumuman pengadilan mengenai nasib keluarga Palestina yang terancam terusir dari Yerusalem Timur.

Agenda pengumuman tersebut kini ditangguhkan, dengan rencana selanjutnya akan diumumkan beberapa hari kemudian.***