TELUKKUANTAN - Media sosial di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, ramai membicarakan tentang penolakan seorang pasien yang sedang hamil oleh RSUD Telukkuantan.

Awalnya, informasi tersebut berada di grup WhatsApp Bicara PILKADA di Riau. Intinya, akun dengan nama Rhalifcita Global menyampaikan informasi bahwa ada warga Benai yang ditolak rumah sakit.

Ia mengaku juga telah melakukan survey ke rumah warga yang bernama Yurneli tersebut. Tidak hanya itu, akun Rhalifcita juga memposting identitas Yurneli.

Kemudian dengan tegas, ia menyatakan bahwa RSUD Telukkuantan yang menolak.

"Justru RDUD (RSUD) nya memulangkan pasien dengan alasan isolasi mandiri. Tapi keluarga tidak menerima hasil swabnya," jawab akin Rhalifcita ketika menimpali sebuah pernyataan bahwa RSUD Telukkuantan bisa merawat.

Postingan grup tersebut di-screenshoot lalu diteruskan ke facebook oleh akun Ahmad Fathony.

"...Heran kita, dimana hati nurani pihak rumah sakit yang menolak saudari kita ini...," potongan status Ahmad Fathony.

Pasien Menolak Dirawat dan Pulang Paksa

GoRiau Surat penolakan dirawat di RSU
Surat penolakan dirawat di RSUD Telukkuantan oleh pasien. (foto: ist)
Direktur RSUD Telukkuantan, dr. Irvan Husen melalui Plt KTU, Mauris Ramadian, membantah informasi yang beredar di media sosial tersebut.

"Pasien datang ke RSUD pada tanggal 20 Januari 2021, malam. Tak ada bawa surat rujukan dari Puskesmas dan langsung ditangani oleh IGD. Keluhannya, batuk dan tak mau makan," ujar Mauris, Kamis (18/2/2021).

Di masa pandemi ini, lanjut Mauris, pelayanan sesuai dengan protokol kesehatan. Terlebih, pasien memiliki gejala batuk.

"Maka dilakukan rapid tes dengan hasil reaktif. Karena reaktif, tentu harus dirawat di ruang pinere. Saat kita sodorkan surat pernyataan bersedia diisolasi, dia menolak dan pulang paksa," terang Mauris.

Saat itu juga, pasien yang diantar oleh suaminya menandatangani surat penolakan dirawat di RSUD Telukkuantan.

"Jadi, tidak benar informasi yang beredar itu, bahwa rumah sakit menolak. Itu sangat jauh dari fakta yang sebenarnya. Faknya adalah pasien yang menolak dirawat," ujar Mauris.

Atas informasi hoax tersebut, RSUD Telukkuantan merasa dirugikan. RSUD Telukkuantan berencana meminta tanggungjawab pihak-pihak yang menyebarkan informasi bohong tersebut.***