PEKANBARU - Razia penertiban para gelandangan dan pengemis (Gepeng) yang digelar Polresta Pekanbaru, Satpol PP dan Dinas Sosial Kota, Kamis (6/4/2017) sore tadi punya cerita menarik. Ini muncul dari seorang pemuda bernama Nanda.

Kamis sore tadi, Nanda dan dua temannya sedang sibuk memperbaiki Vespa modifikasi yang jadi tunggangan andalannya, di pinggir Jalan Riau ujung, seberang SPBU. Kebetulan pula puluhan petugas yang baru selesai melaksanakan razia Gepeng melintas di sana.

Perhatian petugas gabungan langsung tertuju kepada mereka. Truk operasional pun berhenti. Mereka kemudian turun dan mendekati Nanda serta dua temannya itu. Melihat ini, pemuda yang penampilannya terkesan urak-urakan tersebut menanggapi dengan santai.

Dia lalu ditanyai. Tak lama, Nanda sudah dikelilingi puluhan petugas Satpol PP, polisi dan anggota Dinas Sosial. Sebagian tampak asyik memperhatikan bentuk vespa modifikasi milik pemuda tersebut. Kata dia itu disebut vespa gembel atau vespa kaleng atau vespa sampah, entah itu apa namanya.

Vespa tunggangan Nanda Cs memang banyak pernak pernik, mulai dari ban luar bekas, bendera yang sudah usang, besi tua mirip mesin motor, rotan sebagai penopang, karet, kaleng sampai boneka dan lain sebagainya. Bahkan petugas sempat dibuat bingung, di mana posisi kemudinya.

"Kenapa di sini?," tanya petugas. Nanda pun menjelaskan dengan tenang, bahwa dirinya sedang berhenti lantaran vespa tersebut mengalami kerusakan mesin. Saking santainya, pemuda tersebut bahkan ngobrol dengan petugas sambil setengah berjongkok di atas vespanya.

Tampaknya sekilas petugas agak risih dengan keberadaan mereka. Mungkin itu yang jadi alasan sehingga tiga sekawan ini akhirnya dihampiri. Nanda juga ditanya-tanya dari mana asalnya dan akan ke mana. "Saya dari Bogor, temen ini juga, yang satunya dari Lampung," jawabnya.

Rupa-rupanya pengendara dan warga sekitar yang melihat kejadian itu ikut mendekat karena penasaran. Masing-masing mengeluarkan ponsel dan mengabadikannya. Tampak Nanda tidak menggubrisnya. Ia terlibat perbincangan sengit dengan petugas yang masih penasaran ini.

Dia menjelaskan, vespanya tak bisa jalan karena harus menunggu teman lainnya yang sedang membeli spare part. Ternyata Nanda tidak cuma bertiga. "Dua teman lagi masih nyari spare part pak, kami berlima. Kalau sudah, kita langsung pasang dan bisa lanjut jalan," katanya.

Ternyata Nanda dan teman-temannya ini sedang dalam perjalanan dari Sabang (Titik Nol Kilometer, red) menuju Pulau Jawa, tepatnya ke kota asalnya, Bogor. Mendengar itu petugas seakan kurang percaya, ditambah pula setelah melihat kendaraan yang mereka gunakan ini.

"Apa bisa nanjak dek?" celetuk salah seorang petugas. "Ya bisa pak, pelan-pelan aja. "Udah berapa habis bensin," sambung petugas. "Wah nggak ingat lagi, udah berapa ya," ucap pemuda tersebut sambil tertawa kecil. Suasana yang tadinya tegang pun mulai mencair. Tampak pula warga ikut antusias mendengar cerita mereka.

Membuktikan ucapannya, Nanda lalu merogoh tas usang yang dibungklus plastik dari dalam tumpukan barang di vespanya. Ia kemudian membuka tas itu lalu mengeluarkan lembaran kertas. Ternyata kertas itu sertifikat yang ia dapatkan hasil petualangannya dari beberapa provinsi yang dilalui.

"Ini dari Sabang titik nol kilometer. Ini nama saya tertulis di dalam pak. Nah ini juga sertifikat lagi. Udah banyak," terangnya. Petugas pun melihat dari dekat untuk memastikan. "Saya kira-kira udah satu tahun dua bulan di jalan, berpetualang pakai ni vespa sambil lihat berbagai pemandangan," kata dia.

Spontan petugas kaget. Ada pula yang bilang begini, "Dek, ngapain aja setahun lebih di jalan," ujar mereka lagi. Untuk yang satu ini, Nanda tak bisa menjelaskan. Baginya ada sensasi dan kepuasan tersendiri, dengan berpetualang bersama teman-temannya dari kota yang satu ke kota lainnya.

Bahkan dibeberapa kota, mereka juga menjumpai orang-orang yang memiliki kegemaran sama. Kata Nanda, ini ada komunitasnya. Di sana jadi ajang bersilaturahmi dan berbagi cerita serta pengalaman. Sederhana memang, namun bagi dia ada kepuasan tersendiri.

Ia juga tidak menampik, tak sedikit orang yang berpersepsi negatif padanya. Banyak pula yang risih. Di luar itu, juga mengalir dukungan, termasuk dari pengendara lain yang mereka jumpai di jalan. "Ya gaya kita memang begini adanya pak," ujarnya sambil berseloroh.

Setelah terlibat perbincangan cukup lama, petugas pun akhirnya memaklumi. Tak sedikit pula yang kagum setengah tak percaya. Sebelum meninggalkan Nanda, petugas menyampaikan pesan untuk selalu tertib di jalan, sehingga tidak menganggu orang lain, terutama pengendara.

Uniknya, selain mereka berlima, Nanda juga membawa serta seekor anak anjing. Hewan itu dipasangi tindik di hidung. Sambil bercanda Nanda lalu bilang kalau anjing itu juga teman mereka yang selalu setia menemani di perjalanan, sekalian jadi hiburan pengusir suntuk.

Pantauan GoRiau.com (GoNews Grup), tampak disekitar vespa itu ada beberapa gelas kopi yang belum habis diminum. Jika dihitung tadi, ada empat vespa yang berhenti di pinggir Jalan Riau ujung. Kata Nanda, jika tidak ada halangan, mereka akan melanjutkan perjalanan Kamis malam melewati Lintas Timur. ***