RENGAT - Kendati sudah beberapa kali dilakukan upaya penutupan oleh pihak terkait, namun puluhan tempat hiburan malam yang ada di, Kulim 8 dan sekitarnya di Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida, Inhu, Riau kian tumbuh seperti jamur disiram hujan.

Bahkan, mereka seakan tidak pernah kapok dan tetap beraktifitas seperti tidak ada kejadian. Walaupun, beberapa waktu lalu lokalisasi tersebut telah disweeping puluhan ibu-ibu pengajian (wirid Yasin red) yang tergabung dalam BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim) daerah itu.

"Mana mungkin kafe esek-esek itu bisa ditutup, karena diduga kuat ada aparat yang membekingi," kata Tanti (40), salah seorang warga Belilas, kepada GoRiau.com, Kamis (6/4/2017).

Apa lagi, sweeping yang dilakukan ibu-ibu pengajian tersebut juga terkesan tebang pilih. Mereka hanya melakukan sweeping di lokali Kulim 8 atau yang dikenal dengan Simpang Kasus, sedangkan lokaslisasi yang ada di Blok A dan dipinggir Jalan lintas Timur terkesan dibiarkan.

"Entah mereka takut dengan pihak yang membekingi atau bagai mana, kita juga tidak paham. Yang pastinya saat ini mereka tetap buka secara bebas," tuturnya menggerutu.

Hal yang sama juga diungkapkan beberapa warga lain. Mereka menilai, untuk menutup bisnis esek-esek itu, sepertinya harus dilakukan pihak pemerintah Kabupaten Inhu.

"Jika pemerintah daerah berkeinginan untuk menertipkan dan menutup tempat maksiat itu, tidak ada yang tidak bisa. Asalkan, pihak terkait memiliki tekat dan keberanian serta kerja sama satu sama lain," singkatnya.

Pantauan GoRiau.com, dari beberapa tempat maksiat yang ditunjukan warga, salah satu kafe esek-esek tersebut berdiri tidak jauh dari kantor Camat Seberida. Bahkan, hanya sekitar 100 meter.(Jef)