JAKARTA - Forum Ulama dan Habaib Madura serta Ulama Keluarga Pendiri Nahdalatul Ulama (NU) mendatangi kediaman Anies Baswedan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (11/8/2023).

Pada kunjungan silaturahmi itu mereka menyatakan dukungannya terhadap bakal calon presiden (bacapres) usungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tersebut maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Dikutip dari Tempo.co, anggota Forum Ulama dan Habaib KH Djakfar Shodik menyatakan pihaknya memilih mendukung Anies karena mantan Gubernur DKI Jakarta itu merupakan sosok santri.

"Karena Pak Anies ini adalah seorang santri," kata dia dalam keterangan tertulisnya.

Sebagai santri ahlus sunnah wal jamaah, menurut dia, Anies juga memiliki empat karakter dan sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Diantara calon presiden yang disebut-sebut saat ini, menurut dia,  hanya Anies yang memiliki kriteria itu. 

"Pak Anies sidiq, amanah, tabligh, fatonah. Kan itu dalam ajaran NU. Itu doktrin di lingkungan pesantren NU," kata dia.

"Hanya Pak Anies yang memiliki kriteria itu," sambungnya.

Djakfar juga menyatakan bahwa ciri dan karakter santri pada Anies bisa dibuktikan dengan bacaan Alquran yang fasih. Selain itu, menurut dia, Anies juga bisa melakukan tradisi NU, seperti tahlil dan qunut. 

"Itu semua ciri ahlus sunnah. Di lingkungan dan kalangan pesantren, itu (fasih membaca Alquran, tahlil dan qunut) adalah kriteria," ucapnya.

Singgung Prestasi Anies

Selain kemampuannya dalam agama, Djakfar juga menyinggung soal prestasi Anies selama menjadi Gubernur DKI Jakarta. 

"Anies dinilai terbukti memimpin Ibu Kota. Bahkan banyak warga datang ke ulama mengungkapkan rasa terima kasih mereka karena pada Pilgub DKI 2017 mendukung Anies," kata dia.

Dengan modal tersebut, dia pun menilai Anies layak menjadi Presiden Indonesia. Dia lantas menyatakan mereka mendoakan agar Anies menang dalam Pilpres 2024. Dia berharap Anies nantinya bisa mengembalikan kehormatan ulama dan habaib. 

"Kita tidak ingin membeli kucing dalam kurung. Pak Anies terbukti memimpin Jakarta. Semoga Pak Anies terpilih menjadi presiden. Itu doa ulama. Presiden yang mengembalikan marwah ulama dan habaib sebagai hamba yang dimuliakan. Karena dia adalah santri, jadi Anies adalah persembahan santri untuk Indonesia," tandas Djakfar. 

Anies Baswedan merupakan capres yang diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang terdiri dari Partai NasDem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Usulkan 5 Nama Cawapres

Dikutip dari Liputan6.com, sebelumnya, ratusan kiai dan gus se-Jawa Timur mengusulkan lima nama bakal calon wakil presiden (cawapres) kepada Anies Baswedan.

"Setelah kami tabayyun dan melihat secara langsung haliyah Pak Anies Baswedan, kami yakin bahwa Pak Anies ini memang seorang dengan amaliyah ahlusunnah waljamaah atau aswaja. Anies itu minna," kata KH Nasirul Mahasin Nursalim alias Gus Mahasin di Pondok Pesantren Islam At-Tauhid Sidoresmo, Surabaya, Kamis (10/8/2023).

Pernyataan Gus Mahasin yang merupakan kakak kandung Gus Baha (KH Ahmad Bahauddin Nursalim) tersebut merupakan salah satu dari empat butir yang dihasilkan dari musyawarah dalam agenda Tirakat untuk Keselamatan Umat dan Bangsa.

Risalah Sidoresmo tersebut diserahkan secara langsung kepada Anies Baswedan oleh KH Mas Mansur Tholhah.

Lima nama warga dan kader Nahdliyin untuk dijadikan cawapres yang akan mendampingi capres Anies Baswedan, yaitu Yenny Wahid, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Khofifah Indar Parawansa, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Mahfud Md.

Tentu, lanjut dia, siapa pun yang akan dipilih, peserta musyawarah mengembalikan keputusannya kepada Anies Baswedan sendiri.

Ia berharap Anies yang memiliki darah sebagai warga Nahdliyin dan ditambah dengan cawapres dari Nahdliyin ini para hadirin musyawarah berharap keberpihakan yang konkret terhadap dunia santri dan pesantren.

"Dari semua calon, hanya Pak Anies Baswedan yang memiliki bukti nyata dalam dunia pendidikan. Jadi, kami para kiai ini lebih memercayai Pak Anies untuk kami titipi santri-santri kami dan pesantren agar mereka menjadi lebih cerdas dan sejahtera," kata Gus Mahasin.***