PEKANBARU, GORIAU.COM - Kisah awal peresmian Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau, yang dulu bernama Bandara Simpang Tiga, kini sudah lengkap. Cerita tentang bandara yang kini menjadi yang tersibuk di Sumatera itu, tersimpan pada sebuah film dokumenter yang diserahkan warga negara Belanda, Prof Bob F Deys. Piagam kuno dan film dokumenter peresmian bandara Pekanbaru era tahun 1930-an itu merupakan dokumen kuno milik orangtuanya yang pernah tinggal di Indonesia.

Penyerahan dokumen kuno ini dilaksanakan di Perpustakaan Wilayah Riau, Soeman Hs, Pekanbaru, Selasa (2/12/2013). Bob menyerahkan sendiri dokumen itu kepada Kepala Perpustakaan Riau Chairul Riski. Selain menyerahkan film dokumenter, Bob juga menyerahkan piagam kuno tentang pembangunan irigasi di Kampar.

Menurut Bob, dokumen yang diserahkan ke Pemprov Riau itu diantaranya, piagam kuno yang pernah diberikan masyarakat Kabupaten Kampar Riau atas pembangunan irigasi oleh Belanda. Diberikan tokoh adat (ninik makmak) Kenegerian Bangkinang Kampar dan diterima orangtuanya, F.H Deys, karena membantu petani padi di daerah itu.

''Waktu itu orangtua saya mendapat tugas ke Sumatera membidangi pendidikan, kesehatan, dan insfrastruktur," kata Bob.

Menurutnya, piagam itu sudah berumur 80 tahun. Selain itu, ada dokumentasi film saat penggunakan pertama Bandara Pekanbaru tahun 1934 silam. ''Ini saya temukan ketika membongkar-bongkar arsip di rumah sekitar enam bulan lalu. Saya berpikir untuk mengembalikan ke pemiliknya orang Riau, dan baru saat ini saya punya kesempatan untuk mengembalikannya. Ini bukan hak perpustakaan Belanda, tapi hak orang Riau. Kiranya ini bisa disimpan dengan baik,'' kata Bob.

Bob yang lahir di Bukittinggi, 78 tahun lalu itu menceritakan, ayahnya adalah seorang kontroleur kota atau asisten residen yang bertugas di Sumatera pada masa penjajahan Belanda periode tahun 1930-an. Dokumen dan film tersebut memiliki nilai tersendiri baginya. Ayahnya selama bertugas di Sumatera sangat hobi mendokumentasikan sejumlah pekerjaan, termasuk pembangunan bandara Pekanbaru. Hanya saja dokumen itu dalam bentuk film hitam putih tanpa suara.

''Kalau melihat dokumen ini, dulu lapangan terbangnya hanya ada rumah terbuat dari kayu. Tadi saya mendarat, lapangannya sudah megah,'' katanya.

Kepala Perpustakaan Daerah Soeman HS, Chairul Riski, sangat berterima kasih atas hibah dokumen dan film kuno dari keluarga Deys. "Kita sangat berterima kasih atas pemberian ini. Pemberian ini akan menambah dokumen kuno yang ditempat kita," kata Riski. ***